Sosok Mendiknas Yahya Muhaimin, Guru Besar UGM yang Tak Pelit Ilmu

Sosok Mendiknas Yahya Muhaimin, Guru Besar UGM yang Tak Pelit Ilmu

Aditya Mardiastuti - detikJateng
Rabu, 09 Feb 2022 17:31 WIB
Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (12/10/2021).
Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (12/10/2021). (Foto: dok UGM)
Jogja -

Universitas Gadjah Mada (UGM) berduka atas meninggalnya Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) di era Presiden Abdurrahman Wahid, Yahya Muhaimin. UGM pun menyampaikan duka cita dan kehilangannya atas kepergian sosok Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM itu.

"Atas nama Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada kami menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga. Semoga almarhum memperoleh tempat yang paling mulia di sisi Tuhan YME dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," kata Rektor UGM Prof Panut Mulyono seperti dikutip dari situs ugm.ac.id, Rabu (9/2/2022).

Dekan Fisipol UGM Wawan Mas'udimenambahkan Yahya Muhaimin yang dikenal sebagai dosen di Departemen Ilmu Hubungan Internasional itu merupakan sosok yang memiliki komitmen besar bagi UGM. Dalam kariernya di UGM, ia pernah mengepalai program S2 serta menjadi dekan di Fisipol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami kehilangan sosok dosen senior yang pemikirannya sangat penting," tutur Wawan Mas'udi.

Salah satu karya Yahya Muhaimin yang paling dikenal yakni buku berjudul 'Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966'. Buku ini merupakan skripsinya pada 1970 yang dinobatkan sebagai skripsi terbaik di UGM, dan dibukukan penerbit Gramedia.

ADVERTISEMENT

Sebagai dosen senior, Yahya Muhaimin juga dikenal sebagai sosok yang mendukung pengembangan dosen muda. Dia juga menjadikan kampus sebagai tempat mengembangkan kebebasan akademik.

"Kiprah beliau bukan hanya sebagai akademisi, tetapi juga sosok pemimpin kelembagaan yang luar biasa. Peran beliau yang pernah menjadi Menteri Pendidikan menunjukkan betapa penting sosok beliau bagi kita," terang Wawan.

Meski sudah pensiun, Yahya Muhaimin masih sempat mengajar di Fisipol UGM hingga 2019 lalu. Yahya kemudian memutuskan pulang ke kampungnya di Bumiayu dan merintis kampus di daerah tersebut.

"Meski tidak menjadi dosen secara penuh, beliau kita minta untuk tetap berbagi ilmu dengan rekan-rekan mahasiswa," kata Wawan.

Sebelumnya diberitakan, Yahya Muhaimin meninggal dunia di Purwokerto pagi tadi tadi. Kabar duka tersebut dibenarkan Direktur RS Margono Soekarjo Purwokerto, Untung Gunarto. Yahya sempat dirawat di RS Geriarti yang merupakan salah satu unit di bawah RS Margono Soekarjo.

Jenazah Yahya Muhaimin disemayamkan di rumah duka di Bumiayu, Brebes. Kemudian dimakamkan satu kompleks dengan mendiang orang tuanya di Kalerang.




(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads