Pendorong gerobak pedagang kaki lima (PKL) Malioboro meminta Pemkot Jogja segera menyediakan lapangan kerja bagi mereka. Sejak PKL Malioboro direlokasi ke Teras Malioboro I dan II, para pendorong gerobak milik PKL itu kehilangan mata pencaharian.
"Kami hanya berharap bisa mendapatkan pekerjaan lagi," kata Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak PKL Malioboro, Kuat Suparjono, saat audiensi di Balai Kota Jogja, Senin (7/2/2022).
Kuat mengatakan, ada anggotanya yang terpaksa menjual aset demi menyambung hidup lantaran tidak ada pendapatan sejak PKL Malioboro direlokasi. Kuat pun meminta agar para pendorong gerobak juga kebagian lapak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap bisa mendapatkan lapak untuk berdagang, karena itu tidak membutuhkan banyak keterampilan," ujar Kuat.
Sebab, menurut dia, tidak semua pendorong gerobak bisa beralih pekerjaan ke bidang lain.
Jika sudah tak ada pilihan untuk mencari nafkah di Malioboro maupun alih profesi, Kuat berharap Pemda DIY maupun Pemkot Jogja memfasilitasi mereka agar mendapatkan kompensasi.
"Kami berharap, jika tidak ada opsi lain, bisa difasilitasi Pemda maupun Pemkot untuk mendapat kompensasi dari Koperasi Tri Dharma atau Pemalni," kata Kuat.
Sementara itu, Asisten Sekretaris Daerah (Assekda) III Bidang Administrasi Umum Kris Sarjono Sutejo mengatakan, permintaan dari paguyuban pendorong gerobak akan dibahas dengan Pemda DIY.
"Masukan kita terima, akan kita komunikasikan ke Pemda DIY. Langkah terbaik seperti apa, tentunya bakal ada beberapa pilihan buat para pendorong gerobak ini, dan nantinya akan jadi salah satu item pertimbangan yang kita tetapkan dengan Pemda DIY," jelasnya.
Kris menambahkan, Pemkot Jogja tidak bisa sendirian memutuskan solusi dari tuntutan para pendorong gerobak. Sebab, dalam proses relokasi PKL Malioboro, posisi Pemkot hanya membantu.
"Keinginan mereka itu bisa tetap survive secara ekonomi dan secara teknis belum disampaikan. Tapi sudah muncul, misalnya diberikan lapak saja. Kalau itu salah satu yang memungkinkan dilakukan, kenapa tidak," jelasnya.
Namun, Pemkot Jogja mesti berkoordinasi dengan Pemda DIY ihwal opsi pembagian lapak untuk pendorong gerobak.
"Kita belum tahu ke depan seperti apa, bagaimana teknisnya. Tapi tentu akan kita upayakan, misalnya bisa saja begini, di beberapa tempat ada kan tenaga keamanan, kenapa tidak di sana? Atau parkir dan sebagainya, mungkin ada beberapa solusi yang bisa dipilih," jelasnya.
(dil/rih)