Puluhan kasus positif Corona atau COVID-19 muncul di sebuah kompleks sekolah yang terdiri dari SMP dan SMA swasta di Mlati, Sleman. Puluhan kasus itu terdiri dari siswa dan gurunya.
Kini, mereka yang positif COVID-19 itu telah dipindah dari asrama sekolah ke fasilitas isolasi terpadu (isoter) Asrama Haji.
Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana mengatakan, di sekolah swasta tersebut terdapat kelas asrama. Kasus awal bermula dari siswa di kelas boarding dan menyebar hingga ke SMA yang berada dalam satu kompleks sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang siswa SMP 28 positif, kemudian ustaznya jadi pendampingnya karena itu boarding school itu ada 5, kemudian SMA-nya ada 7 siswa positif," kata Ery saat dihubungi wartawan, Senin (31/1/2022).
Ery mengatakan untuk saat ini para siswa yang positif masih menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, dari hasil koordinasi nantinya akan dipindah ke isoter.
"Isolasinya di sekolah namun tadi rapat dengan Dinas Kesehatan, dan sekolah minta dipindah ke isoter biar tidak menjalar ke yang lain. Pihak Al Azhar baru mau koordinasi dengan orang tua," ucapnya.
Sejauh ini, Ery tetap meminta pihak sekolah untuk ditutup dan kembali ke pembelajaran secara daring selama 14 hari. Aturan itu berlaku untuk semua jenjang di sekolah swasta tersebut.
"Tetap pembelajaran jarak jauh 14 hari. Ini bukan hanya yang SMP, SD dan TK yang satu kompleks juga ditutup. Walaupun TK-SD tidak ada kasus," ujarnya.
"Yang ada kasus itu di boarding school-nya, yang kelas reguler tidak ada kasus. Tapi kita minta karena satu atap kita minta ditutup 14 hari. Jadi yang kena itu di boarding-nya bukan yang reguler," kata dia.
Lebih lanjut, keputusan untuk memindahkan isolasi para siswa SMP dan SMA beserta ustaz dilakukan pada Senin (31/1) malam. Penanggung jawab isoter Sleman, Makwan mengatakan ada 43 pasien dari klaster Al Azhar.
"Laporan update pasien isoter, 31 Januari 2022, pukul 21.30, (ada) 43 pasien klaster Al Azhar," kata Makwan, Senin (31/1).
Makwan yang juga Kalak BPBD Sleman itu menyebutkan jika pasien yang dievakuasi itu terdiri dari siswa dan ustaz di sekolah tersebut.
"(Terdiri dari) 6 ustaz/ustazah dan 37 siswa," katanya.
Sejauh ini, lanjutnya, fasilitas isolasi Asrama Haji selain dihuni oleh pasien Al Azhar juga ada dari pelaku perjalanan luar kota. Selain itu ada satu pasien yang berasal dari Rusunawa Gemawang.
"Asrama Haji ada 61 pasien, tambahan malam ini 43 pasien dari klaster Al Azhar, 5 pasien pelaku perjalanan Pontianak. Rusunawa Gemawang 1 pasien. Semoga mandali, tidak ada penularan," pungkasnya.
(ahr/dil)