Komisi B DPRD Jawa Tengah (Jateng) mengapresiasi strategi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang dalam menangani angka pengangguran hingga menyebut cara tersebut dapat ditiru daerah lain. Sementara itu, Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, memaparkan sejumlah strategi untuk menekan angka pengangguran.
Anggota Komisi B DPRD Jateng, Soleha Kurniawati, mengatakan masalah pengangguran masih menjadi pekerjaan bagi Jateng. Data BPS menunjukkan angka pengangguran di Jateng mencapai 4,33 persen atau sekitar 950 ribu orang.
"Kami sepakat bahwa bonus demografi harus dikelola dengan baik. Kalau tidak, bukan menjadi berkah, tapi bisa berubah menjadi bencana sosial," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Rabu (17/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soleha Kurniawati pun mengapresiasi cara Pemkab Batang dalam menangani permasalahan angka pengangguran. Politisi dari Fraksi PPP itu menilai, pendekatan berbasis sumber daya alam lintas sektoral yang dilakukan Pemkab Batang dapat menjadi langkah yang tepat.
"Melihat paparan Bupati Batang Ini tentu menjadi bahan berharga yang bisa direplikasi di daerah lain di Jawa Tengah," tuturnya.
Selanjutnya, Bupati Batang, Faiz Kurniawan, memaparkan jumlah penduduk di Kabupaten Batang sebanyak 838.187 jiwa dan 69,16 persen di antaranya masuk usia produktif. Dia menjelaskan, kondisi tersebut dapat menjadi peluang dan tantangan.
"Kalau tidak dikelola dengan baik, usia produktif yang besar ini bisa menjadi bencana sosial. Tapi jika dimaksimalkan, akan menjadi mesin utama pembangunan," jelas Faiz.
Faiz memaparkan, Pemkab Batang menyiapkan beberapa strategi guna menekan angka pengangguran. Tercatat, angka pengangguran di Kabupaten Batang mencapai 28.516 jiwa yang mayoritasnya merupakan lulusan SMA dan SMK.
"Beberapa langkah yang ditempuh dari Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, yang ditargetkan menampung 32 pabrik hingga 2027 dengan serapan tenaga kerja 80.000-125.000 jiwa," papar Faiz.
Selain itu, lanjut Faiz, Pemkab Batang menyiapkan program Pelatihan dan Penempatan Kerja Terintegrasi (DAKER). Dalam program tersebut ditargetkan 2 ribu orang pada 2025 dan 5 ribu orang pada 2026 bisa mendapat pelatihan. Hingga September 2025, 1.000 orang telah mendapat pelatihan dan semua peserta terserap kerja.
"Selanjutnya, Fokus sektor agraris dan UMKM, termasuk pemberdayaan peternak lokal untuk mendukung suplai susu ke NestlΓ© Batang, serta penguatan batik sebagai sektor budaya sekaligus ekonomi dan Pelatihan berbasis sumber daya alam menggunakan APBD, mencakup perkebunan, hortikultura, hingga peternakan," imbuh Faiz.
Lebih lanjut, Faiz menyebutkan, Pemkab Batang menyiapkan regulasi insentif pajak bagi UMKM atau industri yang menyerap lebih dari 70 persen tenaga kerja lokal, dengan potongan hingga 50 persen.
Faiz menjelaskan, upaya menekan angka pengangguran membutuhkan dukungan lintas sektor. Dia berharap Komisi B DPRD Jateng dan Pemprov Jateng dapat memberi dukungan agar angka pengangguran di Kabupaten Batang dapat ditekan secara maksimal.
(apl/alg)