Jurus Pemkab Klaten Bikin Warga Sejahtera Lewat Desa Wisata dan Pertanian

Jurus Pemkab Klaten Bikin Warga Sejahtera Lewat Desa Wisata dan Pertanian

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Selasa, 15 Jul 2025 14:13 WIB
Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo saat ditemui di kantornya, Kecamatan Klaten Selatan, Selasa (15/7/2025).
Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo saat ditemui di kantornya, Kecamatan Klaten Selatan, Selasa (15/7/2025). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Klaten - Pemkab Klaten terus berupaya untuk menyejahterakan warga seperti lewat potensi desa wisata dan pertanian. Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengungkapkan desa yang menjadi basis penyokong wilayah dan pertanian di Kota Bersinar itu juga memiliki potensi besar seperti halnya varietas padi unggulan, rojolele.

Hamenang menilai potensi desa wisata di Klaten begitu besar. Dia mengatakan perbedaan Klaten dengan Jogja dan Solo adalah potensi desa yang menjadi kekuatan wilayah.

"Sangat luar biasa (potensi desa wisata). Maka dari itu kan perbedaan Klaten dengan Jogja dan Solo adalah kalau mereka, Jogja dan Solo, kan kekuatannya adalah kota. Kalau kami ini kekuatannya kabupaten adalah desa, sehingga bagaimana caranya desa ini berkembang," ungkap Hamenang kepada detikJateng saat ditemui di Kantor Bupati Klaten, Kecamatan Klaten Selatan, Selasa (15/7/2025).

Desa wisata, lanjut Hamenang, menjadi jurus Pemkab Klaten untuk mengembangkan potensi wilayah. Adapun desa wisata itu dinaungi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Salah satu jurusnya adalah dengan desa wisata. Kalau kerangka besarnya adalah BUMDes," ujarnya.

Hamenang menyebut hampir semua desa wisata di Klaten berkembang. Dia lalu mencontohkan Desa Ponggok hingga Wunut yang menjadi bukti keberhasilan strategi Pemkab Klaten dalam mengembangkan desa wisata.

"Tapi kalau bicara masalah desa wisata, desa wisata kita kembangkan semua dan alhamdulillah hampir semua semua desa wisata di Kabupaten Klaten sangat berkembang dan secara silih berganti mendapatkan penghargaan di tingkat nasional," ungkapnya.

"Kalau dulu semua bicara Ponggok, kemudian Kebondalem Kidul, Bugisan, kemudian hari ini Wunut. Alhamdulillah strategi kita, cara kita sudah benar, tinggal bagaimana mempercepat desa-desa lain untuk segera bisa yang sudah ada ini," lanjutnya.

Hamenang mengatakan jika permasalahan desa dapat terselesaikan, maka Klaten akan maju. Dia menilai kemajuan Klaten juga disokong oleh potensi yang ada di berbagai desa.

"Maka dari itu Jogja, Solo, kota, kalau kita ini desa, masalah itu adanya di desa, potensi itu adanya di desa. Ketika desa ini bisa menyelesaikan permasalahannya dan menggali potensinya otomatis Klaten akan maju," jelasnya.

"Ibarat kata Klaten ini terangnya bukan karena kotanya, tapi karena lilin-lilin yang ada desa. Tugas kami pemerintah daerah adalah membantu hadir dengan cepat ke desa-desa agar desa segera bisa bangun," imbuhnya.

Hamenang dan wakilnya Benny Indra Ardhianto memiliki visi yakni Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan. Visinya pun berkaitan erat dengan pengembangan desa untuk menyejahterakan warganya.

"Iya bicara maju ya maju desanya, sejahtera masyarakat desanya, berkelanjutan ya setiap program yang diselenggarakan harus berkelanjutan. Sehingga kalau bicara BUMDes, bicara kemudian desa wisata, ketika ekonomi bergeliat kan akan berkelanjutan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Hamenang menargetkan Klaten menjadi kota event. Hal itu diyakini bakal memperkuat promosi desa wisata di daerah yang dipimpinnnya.

"Hari ini kita memulai Kabupaten Klaten ini menjadi kota event. Kita awali dengan membuat namanya Klaten Fair. Kemudian di sisi lain kan juga beberapa wilayah dan objek wisata sudah membuat festival-festival yang bagaimana kemudian ke depan akan kita upgrade.

"Sehingga kalau dibikinkan kalender, mungkin setahun full, dari Januari sampai Desember akan ada event terus. Sehingga kemudian itu akan menarik wisatawan dari luar untuk datang ke Kabupaten Klaten," lanjutnya.

Bakal Branding Beras Rojolele Jadi Oleh-oleh Khas Klaten

Berbicara soal Klaten tentu tak lepas dari potensi pertaniannya. Pihaknya pun terus memfasilitasi penggalian potensi pertanian yang ada di Klaten.

"Kalau kami tentu saja fasilitasi, mulai dari pelatihan, bantuan alsintan (alat mesin pertanian), terus kemudian bantuan bibit, di ranah seperti itu. Kemudian bagaimana nge-push mereka untuk kemudian bersepakat bersama dalam satu hamparan luas, tanam bareng, panen raya," ungkapnya.

Klaten juga memiliki varietas padi yang telah dikenal luas yakni rojolele. Hamenang berencana bakal melakukan branding ulang rojolele agar menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Seribu Umbul itu.

"Pasti, itu juga nanti ke depan kita rebranding agar (varietas) srinak srinuk ini dinikmati internal kita tetapi bisa kita keluarkan sebagai salah satu oleh-oleh Klaten, khas Klaten apa? Beras padi rojolele," terangnya.

Hamenang mengungkap produksi padi di Klaten mengalami surplus. Pihaknya pun mendukung surplus padi itu juga bisa diserap Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).

"Kalau bicara padi, kita sudah surplus ke Bulog. Tinggal ke depan bagaimana dengan ini ada program menarik dari pemerintah pusat, Kopdes Merah Putih ini, kalau saya berpikir bagaimana kemudian nanti padi yang ada di desa ini bisa dibeli oleh kopdes kemudian dijual kembali ke warga masyarakat selaku anggota koperasi," jelasnya.

"Selebihnya baru ditarik ke pemda untuk kita jual ke luar sehingga terjadi swasembada di seluruh desa kelurahan yang ada di Kabupaten Klaten, sehingga ekonomi berputar di situ," lanjutnya.

Hamenang optimistis perputaran ekonomi dari hasil pertanian itu bisa terjadi di wilayah desa.

"Kan kalau prinsip koperasi kan dari, oleh, untung, misalnya satu desa bisa menjadi anggota koperasi semua, belanjanya di situ duitnya muter di situ, keuntungan balik lagi ke mereka. Tinggal sisa produksinya dibeli pemda atau kemudian dilempar ke luar," pungkasnya.




(ams/dil)


Hide Ads