Indurasmi merupakan anak tunggal dari pasangan orang tua bernama Mei Wulandari (40) bapaknya Muchamad Udin Purnomo (47). Mereka tinggal di Desa Bulungan, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara.
Mereka tinggal di rumah yang sederhana dengan alas berlantai tanah. Di rumah itu, Indurasmi tinggal bersama kedua orang tuanya dan neneknya.
Setelah lulus dari Madrasah Aliyah atau setingkat menengah atas (SMA), Indurasmi pun berniat meneruskan ke perguruan tinggi negeri. Dia mendaftarkan diri lewat Seleksi nasional berdasarkan prestasi atau SNBP dan diterima di Universitas Sebelas Maret atau UNS Surakarta.
"Syukur alhamdulillah kami sekeluarga atas rahmat Allah bisa mempertemukan kami dengan jalan rezeki untuk pendidikan anak saya melalui program kartu sarjana yang dicanangkan oleh Bapak Bupati Jepara Bapak Witiarso," kata ibu Indurasmi, Mei Wulandari, saat berbincang dengan detikJateng di rumahnya, Minggu (13/7/2025).
Sehari-hari Wulan bekerja menjadi buruh setrika pakaian. Sedangkan suaminya bekerja sebagai tukang kayu.
"Sehari hari saya tukang setrika, setahun ini bekerja di yayasan pendidikan. Untuk biaya kuliah anak saya mungkin tidak cukup. Hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari," jelasnya.
"Kalau bapak tukang kayu. Untuk usaha mebel sekarang sedang lemah sekadarnya saja. Mungkin untuk sehari-hari saja," dia melanjutkan.
Wulan mengatakan anaknya mendaftar kuliah di UNS lewat seleksi nasional berdasarkan prestasi atau SNBP. Wulan pun sempat ditanya sang anak soal niatnya melanjutkan kuliah.
"Nah waktu itu saya motivasi kepada anak saya. Dia bilang apakah saya ikut SNBP aku lolos ibuk bisa membiayai saya," terang dia.
"Saya hanya bisa percaya diri dan positive thinking kepada Allah. Saya bilang gini ke anak saya, 'nggak papa dek Allah itu kaya nanti ada jalan meskipun itu tidak tangan ibu itu Allah akan menurunkan jalan tersebut'," dia melanjutkan.
Akhirnya Indurasmi pun mendaftar SNBP di UNS Surakarta dan dinyatakan diterima. Kala itu dia diminta membayar biaya mencapai Rp 5 jutaan, sebagai orang tua dia mengaku bingung karena tidak memiliki biaya.
"Anak cerita waktu keterima merasa sedih, terus nanti bayar pakai apa. Terus sudah tenang nanti ibu cari namanya orang tua sudah ada jalan anaknya masuk ke universitas kan tetap akan diusahakan," ujar Wulan.
Hingga akhirnya Wulan melihat program beasiswa berupa Kartu Sarjana Jepara di media sosial Bupati Witiarso Utomo. Dia lalu mencari informasi ke dinas terkait.
Setelah itu Wulan mencoba mendaftar program beasiswa tersebut untuk anaknya. Akhirnya Indurasmi diterima dan mendapatkan biaya kuliah selama delapan semester yang ditanggung pemerintah Kabupaten Jepara.
"Ternyata Allah mengatur jalan saya begitu rapi, mempertemukan dengan program Pak Wiwit kartu sarjana untuk anak saya. Itu jalannya sehingga anak saya, saya besarkan hatinya jangan pernah malu karena mendapatkan beasiswa, tapi tunjukkan kamu penerima beasiswa memang benar-benar punya prestasi," ujarnya.
Dia pun memerinci prestasi putri semata wayangnya. Di antaranya mengikuti lomba karya ilmiah dan tahfiz Qur'an atau penghafal Al-Qur'an.
"Karya ilmiah tingkat nasional masuk 30 besar. Kemudian yang UIN Malang dapat juara tiga tingkat nasional kemudian untuk tahfiz dapat 11 juz," jelasnya.
Wulan pun bersyukur karena meski dari keluarga yang kurang mampu bisa menguliahkan anaknya lewat program kartu sarjana Jepara. Dia juga senang anaknya bisa melanjutkan cita-citanya.
"Jadi sebagai keluarga kurang mampu seperti saya ini tentu sangat membantu sekali, sehingga anak saya itu bisa melanjutkan cita-citanya, dan tidak murungkan cita-citanya yang sudah disiapkan. Anak saya bisa lanjut sekolah dengan programnya Bapak Wiwit," ungkap dia.
Sementara itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo mengatakan pemerintah menganggarkan untuk program kartu sarjana pada anggaran perubahan ini sebanyak Rp 500 juta. Anggaran ini akan ditambah menjadi Rp 5 miliar pada tahun depan.
"Nanti kita lihat sampai penutupan berapa kita informasikan berapa pelajar yang sudah kita berikan baik dari kita maupun dari perguruan tinggi ada yang nyumbang," ujar Wiwit sapaannya, saat ditemui di Jepara.
Wiwit mengatakan program kartu sarjana ini sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia di Jepara. "Kita mau investasi sumber daya manusia di Kabupaten Jepara. Jadi kalau tidak investasi dari sekarang kita akan ketinggalan dalam membangun daerah," pungkas dia.
(ahr/ahr)