Kuliner nasi pecok dan docang pee menjadi buruan saat berkunjung ke wilayah Tayu, Kabupaten Pati. Harga yang murah dan rasanya yang lezat menjadi pilihan bagi pecinta kuliner.
Bagi pecinta kuliner yang penasaran dengan dua makanan ini bisa berkunjung ke kedai Agil Winarto (34) yang ada di Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu.
Saat detikJateng datang ke kedai ini, suasananya ramai. Kedai dengan konsep rumah limasan ini menjadi tempat nongkrong bagi warga Pati bagian utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua menu kuliner yang paling dicari, yakni nasi pecok kecambah dan docang pee. Nasi pecok ini disajikan dengan kecambah yang dicampur dengan sambal khas.
Sebagai informasi pecok bermakna potong atau memotong, sehingga diartikan sebagai potongan kecambah dicampur dengan sambal. Biasanya nasi pecok ini disajikan dengan lauk telur maupun ikan bandeng goreng.
Sedangkan kuliner docang pee ini berupa sambel kurap dicampur dengan kacang panjang yang telah dipotong. Lalu ditambah dengan lauk ikan pee yang merupakan khas dari Pantura Pati.
"Ada menu nasi pecok sama docang pee sambel kurap dikasih kacang panjang lalu dipotong-dipotong dan dikasih ikan pee," kata Agil kepada detikJateng saat ditemui di lokasi, Senin (28/4/2025).
Adapun harga seporsi nasi pecok kecambah Rp 13 ribu. Sedangkan docang pee harganya Rp 17 ribu per porsi.
Menurutnya, kuliner ini banyak diminati oleh warga dari Pati hingga luar daerah. Sehari bisa ada 30 sampai 50 pengunjung di kedainya ini.
"Yang ke sini dari utara, Bakalan Dukuhseti dan Jepara juga ada," ungkapnya.
![]() |
Modal dari BRI
Agil mengisahkan perkembangan usahanya kuliner ini tidak lepas dari pinjaman modal dari program kredit usaha rakyat atau KUR dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Agil mengatakan sempat berpikir untuk mencari modal.
Namun setelah mendapatkan saran dari temannya, Agil memilih untuk meminjam KUR dari BRI. Sebab, bunganya murah dan lebih mudah.
Modal awal Agil membuka kedai pada 2024 lalu dengan meminjam uang Rp 75 juta. Modal itu ia gunakan untuk menyewa tempat hingga membeli perlengkapan berjualan.
"Pinjam dari BRI, sebesar Rp 75 juta, untuk nyewa tempat dan perlengkapan lainnya," kata Agil.
Agil mengaku berencana meminjam KUR BRI lagi. Modal itu rencananya untuk memperluas usahanya dalam bidang kuliner yang ditekuni sejak awal 2024.
Usahanya pun kian berkembang. Dia kini menyediakan menu baru, yakni mangut ndas manyung sama sambel jeruk ikan tongkol. Dia menyebut mangut harganya Rp 20 ribu dan sambel jeruk tongkol Rp 15 ribu.
"Minuman kopi susu gula aren itu Rp 15 ribu. Buka setiap hari dari jam 10 sampai jam 12 malam," ungkap dia.
Dihubungi terpisah, Manager Mikro BRI Office Pati, Novi Ristanto mengatakan pihaknya telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 2,1 triliun sepanjang 2024 lalu.
Novi mengatakan KUR BRI ini bertujuan untuk memberdayakan pelaku usaha mikro. Membantu pelaku usaha kecil agar bisa mengembangkan usahanya melalui pembiayaan yang mudah diakses.
"Meningkatkan akses keuangan, yakni dengan memberikan kemudahan akses terhadap layanan perbankan atau lembaga keuangan formal, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak terlayani (unbankable)," jelas Novi saat dihubungi hari ini.
Selain ini program KUR BRI ini dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. "Usaha mikro sering menjadi tulang punggung ekonomi lokal, sehingga penyaluran KU mikro dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkas Novi.
(ams/dil)