Bermodal pinjaman Kredit Usaha Rakyat atau KUR, seorang pria di Kabupaten Pati merintis kedai kuliner yang bernuansa tempo dulu. Usahanya kini berkembang pesat hingga tidak pernah sepi setiap harinya.
Pria bernama Albert Wijaya itu mendirikan kedai kuliner dan kopi di Jalan Kunden Raya, Jambean, Desa Sidokerto, Kecamatan Pati Kota. Saat detikJateng ke lokasi, kedai dengan nuasana rumah limas pedesaan itu tengah ramai pembeli. Suasana kedai seperti tempo dulu karena warung berada di pinggir Kota Pati.
Albert mengatakan mulai merintis usaha kedai kopi nuansa tempo dulu sejak 5 tahun belakangan ini. Dia sengaja memilih konsep dengan suasana kedai rumah tempo dulu, yakni dengan bangunan rumah berbentuk limasan dengan suasana di pedesaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih tertarik dengan rumah tua," kata Albert kepada detikJateng ditemui di lokasi, Kamis (17/4/2025).
Albert mengaku memilih lokasi yang berada di pinggir kota. Sebab, dia ingin membawa konsep tempo dulu dengan suasana di pedesaan. Di kedainya ini juga terdapat beberapa barang antik seperti sepeda, mesin jahit dan lemari.
"Jadi orang-orang yang mau nyantai bisa ke sini," ungkapnya.
Dia mengaku untuk membuka usaha ini dengan memanfaatkan pinjaman KUR dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dia mendatangi kantor BRI Pati untuk mengajukan pinjaman KUR.
Dia mengaku awalnya meminjam KUR sebesar Rp 35 juta. Modal ini untuk digunakan membeli kebutuhan peralatan kedai hingga menyewa lokasi.
"Awalnya saya pinjam KUR Rp 35 juta dari BRI itu awal-awal untuk buka usaha pertama," kata dia.
Lamban laun setelah usahanya berkembang pesat, Albert pun memberanikan diri mengajukan pinjaman KUR BRI lagi dengan nilai yang lebih besar. Modal ini digunakan untuk menambah koleksi dan peralatan lainnya.
"Ini pinjam KUR BRI lagi senilai Rp 100 juta untuk pengembangan usaha agar lebih berkembang," ujarnya.
Tak ayal saat ini usahanya telah berkembang pesat. Di kedainya ini ada berbagai macam menu makanan dan minuman yang murah meriah.
Untuk minuman dia menyediakan berbagai macam kopi khas Pati dan Muria. Sedangkan untuk makanan seperti nasi ayam dan goreng.
"Harganya murah meriah, mulai dari Rp 10 ribu untuk minuman kopi, makanan mulai dati Rp 15 ribu," jelasnya.
Kedai milik Albert ini buka setiap hari mulai jam 10.00 WIB sampai 23.00 WIB. Kecuali hari Minggu buka jam 12.00 WIB sampai 23.00 WIB.
"Sehari 100 pengunjung ke sini, mereka dari pekerja, mahasiswa dari Pati ada Kudus juga ada," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Manager Mikro BRI Brand Office Pati, Novi Ristanto menjelaskan pihaknya selama tahun 2024 telah menyalurkan KUR mikro sebanyak Rp 2,1 Triliun.
Menurutnya KUR ini sebagai upaya untuk memberdayakan pelaku usaha mikro. Selanjutnya membantu pelaku usaha kecil agar bisa mengembangkan usahanya melalui pembiayaan yang mudah diakses.
"Meningkatkan akses keuangan, memberikan kemudahan akses terhadap layanan perbankan atau lembaga keuangan formal, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak terlayani (unbankable)," kata Novi.
Diharapkan adanya KUR ini dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Dengan membantu usaha mikro berkembang sehingga tercipta lebih banyak lapangan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat.
(aku/ams)