Sayembara kaus seharga Rp 30 juta yang digelar bos Marimas, Harjanto Halim, sempat bikin heboh media sosial. Kaus yang dia desain sendiri dan dia bagikan pada tahun 1995 itu kini telah dipajang di aula kantor PT Marimas Putera Kencana, bisa dilihat oleh pengunjung.
"Saya punya alasan pribadi soal itu," kata Harjanto saat ditemui di kantornya, Jumat (25/4/2025).
Marimas berdiri pada tahun 1995, atau tepat 30 tahun silam. Saat itu Harjanto Halim memperkenalkan produknya dengan menyebar 10.000 kaos gratis ke tukang becak dan pedagang. Dia mendesain sendiri kaus itu dan turun langsung untuk membagikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal Marimas tahun 1995 itu. Bikin 10 ribuan, kebanyakan tukang becak, pedagang pasar juga dikasih. Kalau tukang becak kan dulu banyak dipakai, ning geger ketok (di punggung kelihatan)," ujarnya.
![]() |
Sayangnya Harjanto tidak menyimpan kaus itu satu pun untuk dirinya sendiri. Kemudian menjelang Marimas berusia 30 tahun, dia ingin kembali mengenang perjuangannya lewat kaus yang dia desain itu.
Sayembara pun dibuka dengan hadiah Rp 10 juta, lalu naik hingga Rp 30 juta, disesuaikan dengan usia Marimas.
"Itu kalau yang bikin (sayembara) tim marketing, dikira hoaks, marketing aja. Kalau saya kan personal. Saya desain sendiri, mikir sendiri, bahkan saya lupa-lupa ingat, tapi kalau kausnya saya pegang, saya ingat," ucap Harjanto.
![]() |
Sayembara diumumkan lewat akun TikTok pribadi Harjanto yang kemudian membuat heboh. Ada berbagai hal yang terjadi setelah itu. Seperti ada orang yang mengaku punya kau situ lalu mengirimkan gambar desain hasil Artificial Intelligence (AI) ke Harjanto.
Bahkan ada juga orang yang memasang iklan di media sosial mencari kaus Marimas keluaran 1995 dan akan dibeli dengan harga sekitar Rp 5 juta.
"Ada yang desain pakai AI terus tunjukkan ke saya, betul atau tidak. Saya cuma kasih hint, clue. Yang tahu hanya yang punya," kata Harjanto.
Sementara banyak orang mengaku punya kaus itu, tiba-tiba ada warga Pekalongan bernama Ahmad Khoiri (36) yang memberi kabar kalau dirinya ingat pernah diberi oleh ayahnya yang bekerja sebagai tukang becak di Semarang. Khoiri juga menyebut ciri-ciri kaus itu dengan benar, sehingga Harjanto yakin.
"Yang pertama kali ngomong tulisan 'Parade Becak' itu Mas Khoiri. Saya 'mak deg', bener ini," ungkap Harjanto.
Komunikasi pun terjalin antara Harjanto dengan Khoiri. Uniknya, setelah Khoiri menemukan kaus tersebut, dia justru merasa sungkan karena kausnya sudah sangat lusuh karena pernah dipakai buat lap.
Pada hari terakhir sayembara, 31 Maret 2025, Harjanto kembali menghubungi Khoiri untuk menanyakan soal kausnya.
"Saya hubungi itu hari terakhir. Dia pekewuh (sungkan), katanya kaosnya mau dicuci dulu," ujar Harjanto sambil tertawa.
Setelah Khoiri menunjukkan kausnya lewat telepon video, Harjanto semakin yakin. Akhirnya Harjanto mengundang Khoiri dan ayahnya, Damiri (70), datang ke kantor untuk menerima uang yang dijanjikan sebesar Rp 30 juta pada Sabtu, 12 April 2025.
Kaus yang dicari oleh Bos Marimas itu berwarna putih dengan list di leher dan lengan berwarna hijau. Pada bagian depan ada logo Marimas berupa setengah lingkaran warna oranye dan tulisan 'Marimas'. Sedangkan di bagian belakangnya ada logo besar dan beberapa tulisan terkait produk Marimas dan juga 'Parade Becak Semarang'.
Saat ini kaus tersebut dipajang dalam bingkai akrilik di aula kantor PT Marimas Putera Kencana. Kaos penuh kenangan itu bisa dilihat para pengunjung termasuk siswa-siswa sekolah dari berbagai daerah yang melakukan kunjungan pabrik.
(dil/apl)