Amelia Kristiani (46) membagikan kisahnya merintis usaha jualan nasi zaman dahulu atau jadul. Sebelum sukses menekuni kuliner jadul, Amel ternyata pernah bekerja di salah satu pabrik kacang di Pati. Seperti apa kisahnya?
detikJateng berkesempatan datang langsung di lapak jualan nasi jadul milik Amel di timur RS Mitra Bangsa Pati. Pagi tadi Amel sedang sibuk melayani pembeli sarapan nasi jadul.
Ada dua menu makanan yang dijual. Yakni nasi jadul dan nasi jagung daun jati. Harganya murah meriah hanya Rp 13 ribu per porsi. Nasi jadul milik Amel laku keras setiap hari. Ada 100 porsi makanan yang terjual dari jam 6 sampai 9 pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amel mengatakan mulai berjualan nasi jadul sejak Oktober 2022. Sebelumnya dia seorang buruh di pabrik kacang dari 2016 sampai 2021.
"Sebelumnya saya pernah bekerja di pabrik kacang dari 2016 sampai 2021," kata Amel kepada detikJateng di lokasi, Kamis (24/4/2025).
![]() |
Selepas dari bekerja di pabrik, Amel sempat berjualan sembako. Namun jualan sembako tidak bertahan lama. Amel yang telah berkeluarga ini lalu mencoba peruntungan menjual makanan untuk anak sekolah dan di kantor.
"Dari jualan singkong dan roti sosis. Itu ke sekolah dan kantor-kantor. Tapi ternyata itu pun tidak berjalan mulus," kata Amel.
Amel mengaku juga pernah berjualan tahu bakso. Namun saat itu jualan tahu bakso belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
"Akhirnya berusaha mencari ide jualan makanan. Terus waktu itu saya jualan lauk pauk dengan cara online. Waktu COVID jualan online ramai. Karena banyak COVID tidak bisa keluar. Nah di situ penghasilan lumayan," ungkap dia.
Amel pernah berjualan makanan secara online saat pandemi Corona. Jualannya laku keras. Namun setelah pandemi, jualan makanan secara online berangsur berkurang.
"Dan situlah online saya mulai turun drastis," jelasnya.
Amel akhirnya memutuskan berjualan nasi jadul di pinggir jalan. Nasi jadul ini berupa nasi dengan lauk sayuran dibungkus di atas daun jati.
Saat itu Amel juga merawat ibunya sedang sakit dan sering mengkonsumsi nasi jagung. Dari situlah muncul ide untuk jualan nasi jagung. Jadi selain nasi jadul, Amel juga merambah jualan nasi jagung.
"Apakah di Pati sudah ada belum. Siapa tahu kalau belum ada jualan nasi jagung untuk tambahan menu biar ada variasinya," jelasnya.
"Akhirnya saya jualan jadi jadul. Dan respons dari pembeli sangat bagus. Karena kebetulan jualan saya dekat rumah sakit jadinya banyak orang yang ke sini," dia melanjutkan.
Menurutnya jualan nasi jagung laris manis. Kata dia banyak yang mencari terutama warga yang menderita sakit diabetes. Selain itu ibu muda yang diet memilih makan nasi jagung.
"Biasanya ibu muda yang mau diet makannya nasi jagung. Itu sampai sekarang alhamdulillah masih dicari orang," ucapnya.
Amel mengatakan, warungnya buka setiap pagi dari pukul 6 sampai 9 pagi. Setiap hari Amel menyediakan 90 porsi. Terdiri dari 30 nasi jadul dan 60 porsi nasi jagung.
"Harganya sekarang karena semua bahan naik. Kemarin Rp 12 ribu kini menjadi Rp 13 ribu per porsi. Karena memang kelapa dan bumbu naik lumayan," terang dia.
![]() |
Lebih lanjut, Amel mengatakan, untuk meningkatkan usahanya dia ikut bergabung dalam UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia atau BRI. Amel mengaku beberapa kali diikutsertakan kegiatan UMKM yang diselenggarakan oleh BRI Pati. Hingga Amel memiliki keinginan untuk menyediakan pembayaran secara digital yakni lewat QRIS BRI.
"Dulunya waktu itu kita ada kegiatan UMKM BRI terus kita dari BRI mencanangkan QRIS. Monggo pakai QRIS," kata Amel.
"Ya sudah kita ikut saja sampai sekarang pakai QRIS BRI sejak 2022 lalu," ungkap dia.
Ternyata adanya QRIS BRI kata dia mempermudah pembeli saat melakukan pembayaran. Tidak sedikit pembeli nasi jadul miliknya melakukan pembayaran lewat QRIS BRI.
"Jelas lebih aman. Karena pada saat ramai itu kita tidak tahu uang palsu tidak tahu. Kalau pakai QRIS langsung masuk bank," ungkap dia.
Salah satu pembeli, Meikasari, mengatakan sengaja ingin mencari makanan jadul di Pati. Dari media sosial dia tahu adanya nasi jadul.
"Setelah dicoba rasanya lezat, ini bisa jadi program diet," kata dia.
Menurutnya adanya pembayaran secara digital atau QRIS BRI ini juga mempermudahkan bagi pembeli. Menurutnya meski makanan jadul namun secara pembayaran telah mengikuti tren masa kini.
"Adanya QRIS BRI lebih mudah kalau misalnya nggak bawa uang tunai," ucapnya.
Terpisah saat dihubungi, Manager Mikro BRI Office Pati, Novi Ristanto, menjelaskan pihaknya menyediakan QRIS bagi pelaku UMKM di Pati. Tujuannya untuk membantu mengembangkan dan mempermudah saat melakukan transaksi. Dia mencatat ada ribuan QRIS BRI yang aktif digunakan oleh para pelaku UMKM.
"Kalau di mikro ada 9.475 QRIS aktif," tutur dia.
(apl/dil)