Cerita Guru Honorer Pati Panen Cuan Saat Ramadan Berkat Batik Tulis

Cerita Guru Honorer Pati Panen Cuan Saat Ramadan Berkat Batik Tulis

Dian Utoro Aji - detikJateng
Kamis, 27 Mar 2025 15:08 WIB
Devi Rukmana guru honorer yang menambah rezeki membuka usaha produksi batik tulis khas Pati saat ditemui di rumahnya, Kamis (27/3/2025).
Devi Rukmana guru honorer yang menambah rezeki membuka usaha produksi batik tulis khas Pati saat ditemui di rumahnya, Kamis (27/3/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Seorang guru honorer di Kabupaten Pati mencoba menambah rezeki dari memproduksi batik tulis. Siapa sangka usahanya ini justru berkembang pesat.

Dia adalah Devi Rukmana (34), warga Desa Kelurahan Kalidoro, Kecamatan Pati Kota. Dia merupakan guru honorer di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sukolilo. Jarak dari rumah Devi sekitar 45 menit dengan mengendarai sepeda motor. Hal ini ditempuh dia setiap hari.

Di tengah aktivitasnya itu, Devi mencoba menambah rezeki dengan mencoba memproduksi batik tulis. Devi mengaku mulai mengajar di sekolah dasar sejak tahun 2017 silam. Saat itu dia mengajar mata pelajaran kesenian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bidang saya itu kesenian, terus murid saya itu ajak membatik. Terus lomba satu-dua kali nggak dapat juara," jelas Devi kepada detikJateng ditemui di rumahnya Kelurahan Kalidoro, Kamis (27/3/2025).

Devi lalu bertekad untuk memproduksi batik tulis. Dia lalu membuat batik tulis seragam sekolah. Saat itu dia membuat 20 seragam batik tulis.

ADVERTISEMENT

"Terus dipakai dan dipromosikan lewat pertemuan guru, kok bagus beda dengan lain. Terus satu dua ada yang pesan sampai sekarang ini," ucapnya.

Devi yang sudah berkeluarga ini mengaku baru memulai usaha rumahan membuat batik tulis pada tahun 2021. Dia saat itu mulai memproduksi batik tulis dengan motif beragam. Devi awalnya membuat batik sendiri tanpa ada pekerja yang membantu. Akan tetapi kini dia telah memiliki tiga pekerja yang membantunya.

"Awalnya sendiri. Terus paling mengajarkan sambil belajar. Murid belajar saya bekerja," terang dia.

Devi mengaku sebulan bisa memproduksi 100 lembar batik tulis. Itu terdiri dari berbagai motif seperti burung, kalidoro, bakaran dan sesuai pesanan. Dia memasarkan lewat online dan mengikuti berbagai pameran di tingkat provinsi dan kabupaten.

"Per bulan paling 100 lembar batik. Tahun kemarin ramai kalau tahun ini lebih sepi. Kalau ramai ini sarung batiknya," ujarnya.

Untuk mendukung usahanya, Devi sering mengikuti pameran yang diselenggarakan Dinas UMKM Pati hingga tingkat Jawa Tengah.

Devi Rukmana guru honorer yang menambah rezeki membuka usaha produksi batik tulis khas Pati saat ditemui di rumahnya, Kamis (27/3/2025).Devi Rukmana guru honorer yang menambah rezeki membuka usaha produksi batik tulis khas Pati saat ditemui di rumahnya, Kamis (27/3/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Momen Ramadan

Devi merasa senang karena momen Ramadan ini membuat sarung, sajadah, dan peci batik tulis buatannya laris manis. Bahkan sarung batik yang harganya Rp 100 ribu-an sudah habis terjual.

"Kita stok awal 300 picis sudah habis. Yang masih harga Rp 150 ribu sampai Rp 200-an yang masih ada," jelasnya.

Menurutnya, pembeli datang dari Pati hingga Jepara dan Semarang. Kebanyakan pembeli memesan motif burung cenderawasih, bakaran, dan sesuai pesanan.

"Tahun lalu belum terkenal. Itu terjual 50-60 pcs waktu Lebaran. Kalau sekarang lebih ya," ujarnya.

Devi menambahkan untuk meningkatkan dan memudahkan penjualan, dia mulai memanfaatkan pembayaran secara digital, yakni QRIS Bank Rakyat Indonesia. Dia sengaja mencari tahu pembayaran secara digital dan disarankan untuk menggunakan QRIS BRI.

"Karena lebih mudah dan aman, apalagi saat pameran itu kita gunakan QRIS BRI, tidak ribet mencari kembalian," ungkap dia.

Dikutip dari laman resmi BRI, perbankan mendorong penggunaan transaksi QRIS. Dijelaskan bahwa penggunaan transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat yaitu mencapai 209,61 persen per tahun 2024 dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta.

QRIS BRI menawarkan kemudahan seperti pencairan otomatis 4 kali bisa dilakukan pagi, siang, sore dan malam. Bisa pakai fitur voice notif hingga pendaftaran lebih mudah.

Manager Mikro BRI Brand Office Pati, Novi Ristanto mengatakan, jumlah pelaku UMKM di Pati yang menggunakan QRIS BRI ada sebanyak 9.475 orang. "Untuk jumlah pengguna yang aktif usaha mikro ada sebanyak 9.475 pelaku UMKM," jelasnya.

Terpisah Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, Wahyu Setyawati mengaku memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM di Pati untuk naik kelas. Pihaknya juga memberikan fasilitas kepada pelaku UMKM untuk bisa ekspor ke luar negeri.

"Untuk pelaku usaha di Kabupaten Pati kami sangat mendukung untuk naik kelas. Adapun upaya yang telah kami tempuh adalah menyelenggarakan bussiness matching selama 2 tahun. Lebih kurang 20 an pelaku usaha yang sudah lama menjadi peserta," ujarnya.




(apu/ams)


Hide Ads