Lezatnya Berbuka Pakai Nasi Ontel di Kafe Jadul Tayu Pati

Lezatnya Berbuka Pakai Nasi Ontel di Kafe Jadul Tayu Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 03 Mar 2025 19:16 WIB
Kuliner nasi ontel di kafe Tayu Kulon Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Senin (3/3/2025).
Kuliner nasi ontel di kafe Tayu Kulon Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Senin (3/3/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Di Tayu, Kabupaten Pati terdapat menu makanan yang cukup unik yang cocok untuk santapan berbuka puasa. Makanan tersebut bernama nasi ontel, yang bisa ditemukan salah satunya di kafe bernuansa jadul di Pati.

Kafe tersebut bernama Rumah Cerita, yang berlokasi di Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu. Bangunan kafe itu merupakan rumah kuno yang menampilkan suasana jadul.

Nasi ontel sendiri terbuat dari jantung pisang yang diolah dengan santan. Lalu dicampur dengan sambal yang tentunya sesuai dengan selera. Nasi ontel ini biasa disajikan dengan tempe goreng maupun telur goreng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik kafe, Agil Putra Winarto (34) menjelaskan nama ontel diambil dari bahan utama pembuatan sayur tersebut yakni jantung pisang atau ontel. Jantung pisang itu dimasak dengan cara direbus selama 30 menit lalu dicampur dengan sambal dan santan.

"Nasi ontel ini juga ditemani dengan telur dan tempe," kata Agil kepada detikJateng, Senin (3/3/2025).

ADVERTISEMENT
Kuliner nasi ontelKuliner nasi ontel Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Dia menjelaskan untuk harga nasi ontel Rp 15 ribu per porsi. Menurutnya saat hari biasanya menu nasi ontel banyak dicari. Tak ayal dia mampu menjual 15 sampai 50 porsi setiap harinya.

"Biasanya yang ke sini dari Dukuhseti bahkan Jepara," jelasnya.

Selain menu nasi ontel, kafenya juga menyediakan menu lainnya yang bisa menjadi santapan untuk berbuka puasa. Yakni ada nasi mangut kepala manyung dan sambal jeruk ikan tongkol.

Adapun harganya untuk mangut kepala manyung per porsi Rp 25 ribu. Sedangkan nasi sambal jeruk ikan tongkol Rp 15 ribu.

"Kalau untuk minuman andalan di sini ada kopi susu gula aren harganya Rp 18 ribu," ungkapnya.

Lebih lanjut Agil mengatakan sengaja mengangkat menu yang terkesan jadul itu. Sebab hal ini sesuai dengan konsep kafe yang mengangkat tema zaman dahulu atau tempo dulu. Menurutnya pengunjung bisa menikmati makanan dengan suasana rumah desa.

Di kafenya ada rumah khas desa, lalu ada beberapa barang jadul seperti televisi, jam, dan radio. "Karena suka jadul, kebetulan ada rumah kosong terus saya kontrak, akhirnya saya buat seperti ini," jelasnya.

Menurutnya ramai pengunjung saat akhir pekan, terutama hari Minggu dan Sabtu. Menurutnya per hari bisa 50 sampai seratusan orang ke kafenya. Sedangkan untuk bulan Ramadan ini juga ramai pembeli untuk mencari menu makanan berbuka puasa.

"Kalau sekarang ke sini untuk mencari makanan berbuka puasa," jelasnya.

Agil menambahkan untuk membantu meningkatkan usahanya yang didirikan sejak tahun April 2024 ini dibantu dengan permodalan dari perbankan. Dia sengaja memanfaatkan bantuan kredit usaha rakyat atau KUR dari Bank Rakyat Indonesia.

Dia mengaku meminjam modal Rp 75 juta. Modal itu digunakan untuk membuka kafe hingga sekarang ini. Omset yang didapatkan pun jutaan setiap bulannya.

"Bantuan pinjam dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 75 juta. Ini masih jalan. Rencana kedepan mau nambah untuk pengembangan," jelasnya.

Salah satu pembeli, Imam Azizi mengatakan sering ke kafe Rumah Cerita. Baik sekadar untuk mencari makanan. Menurutnya olahan makanan seperti nasi ontel rasanya lezat dan gurih. Terlebih harganya yang terjangkau bagi pembeli. Dengan ditemani suasana jadul menjadi daya tarik untuk menikmati makanan bersama keluarga.

"Masakan di sini enak, lezat, suasananya juga jadul, jadi menjadi daya tarik sendiri untuk ke sini,"ujarnya.




(afn/ahr)


Hide Ads