Membedah 3 Program Unggulan Pemkab Tegal yang Sukses Turunkan Angka Stunting

Membedah 3 Program Unggulan Pemkab Tegal yang Sukses Turunkan Angka Stunting

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 25 Jul 2024 11:36 WIB
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal memiliki berbagai program untuk menekan angka prevalensi stunting. Foto diunggah Kamis (25/7/2024).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal memiliki berbagai program untuk menekan angka prevalensi stunting. Foto diunggah Kamis (25/7/2024). Foto: dok. Pemkab Tegal
Tegal -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal memiliki berbagai program yang terbukti sukses menekan angka prevalensi stunting. Mulai dari program Rames Saceting, One Day One Endog, hingga Rumah Pelita (Pemulihan Gizi Balita).

"Gerakan donasi 'ramai-ramai ASN (Aparatur Sipil Nasional) sakabehane cegah stunting' atau Rames Saceting berhasil kumpulkan dana Rp 1.180.668.500," kata Penjabat Bupati Tegal Agustyarsyah dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Selasa (23/7/2024).

Lewat program Rames Saceting, donasi para ASN di jajaran Pemkab Tegal itu kemudian dialokasikan untuk intervensi ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan bayi di bawah dua tahun (baduta) stunting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari dana ini dialokasikan untuk intervensi bumil KEK 1.073 orang dan mampu mengentaskan 39,8 persennya. Kemudian alokasi untuk 3.012 baduta stunting dan mampu mengentaskan 44,4 persennya," ungkapnya.

Sementara program 'One Day One Endog' (satu hari satu telur), merupakan program yang konsisten memberikan satu butir telur setiap hari selama tiga bulan, para kepada baduta. Program ini diprakarsai Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Slawi dan sudah mampu mengintervensi 345 baduta.

ADVERTISEMENT

"Dari pendanaan Rames Saceting di Kecamatan Slawi, ditambah donasi pengusaha, kelompok peduli, dan organisasi keagamaan, dana yang terkumpul digunakan untuk pemberian makanan tambahan (PMT) telur yang diberikan secara matang," jelasnya.

Program ketiga, yakni pendirian Rumah Pelita oleh pemerintah desa. Rumah Pelita didirikan guna mengelola PMT dari dana desa dengan memodifikasi variasi tampilan PMT dan kebutuhan nutrisi PMT.

"Program ini tercatat masuk ke dalam nominasi nasional 99 Top Inovasi Pelayanan Publik tahun 2023 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)," ujarnya.

Selain tiga program unggulan itu, Pemkab Tegal pun memiliki berbagai upaya lain dalam rangka penurunan angka stunting, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlibat, sehingga penurunan stunting dapat lebih maksimal.

"Adapun, alokasi anggaran yang digelontorkan Pemkab Tegal dalam upaya percepatan penurunan stunting 2024 yaitu untuk intervensi gizi sensitif sebanyak Rp 26,22 miliar dan intervensi gizi spesifik Rp 14,92 miliar," jelas Agustyarsyah.

Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Khofifah. Ia menjelaskan, dalam upaya penurunan stunting, seluruh OPD terlibat dan memiliki inisiatif yang tinggi.

Masing-masing OPD memiliki program guna percepatan penurunan stunting. Mulai dari menggencarkan gerakan gemar makan ikan (Gemari), pemberian edukasi bagi calon pengantin, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), pengadaan Gebyar Posyandu serta Desa Tematik Bebas Stunting.

"Peran DISSOSP3AP2KB itu ada anggaran untuk tim pendamping keluarga. Mereka mendampingi keluarga, mulai dari pencatatan calon pengantin, pendampingan ibu hamil dan ibu nifas, pendampingan baduta," kata Khofifah, dihubungi detikJateng, Rabu (24/7).

Khofifah melanjutkan, berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Tegal guna menurunkan angka stunting secara signifikan, salah satunya melalui program Rumah Pelita menjadi terobosan Pemkab Tegal yang sukses mengintervensi stunting di Kabupaten Tegal. Program inovatif itu telah dilaksanakan di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.

"Itu terobosan yang luar biasa, dengan Rumah Pelita itu bisa terukur yang tadinya berisiko stunting kemudian diintervensi karena gizinya kurang, sehingga diberikan pemulihan gizi balita," paparnya.

Para kader akan membuat berbagai macam menu untuk memodifikasi tampilan PMT, dikawal ahli gizi di Puskesmas untuk kemudian dilaporkan kepada Dinas Kesehatan.

Upaya-upaya yang telah konsisten dilaksanakan Pemkab Tegal pun telah terbukti berhasil menekan angka prevalensi stunting di Kabupaten Tegal. Diketahui, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021-2022 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Kabupaten Tegal telah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Pada tahun 2021, angka stunting berada di angka 28 persen, turun pesat pada tahun 2022 hingga 22,3 persen, dan kembali turun pada tahun 2023 di angka 21,5 persen. Angka ini terus mengalami penurunan, pada Januari 2024 tercatat angka stunting mencapai 18,77 persen, pada Maret 17,62 persen, hingga di Juni telah mencapai angka 16,66 persen.

Tak hanya itu, tingkat kunjungan masyarakat ke Posyandu pun mengalami peningkatan tiap bulannya. Tercatat, pada Januari, kunjungan ke Posyandu berada di angka 72,28 persen. Sementara pada Juni 2024, tercatat kunjungan Posyandu telah mencapai angka 100 persen.

"Partisipasi kelompok sasaran ke Posyandu meningkat karena penyebarluasan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan strategi jemput bola untuk mereka yang tidak datang ke Posyandu," paparnya.

Ia menegaskan, Pemkab Tegal pun berkomitmen untuk terus menurunkan angka prevalensi stunting lewat berbagai upaya yang konsisten dilakukan.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads