Sebanyak seratusan kepala keluarga (KK) Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, bedol desa atau meninggalkan rumahnya lantaran permukiman terendam air laut. Warga bedol desa melalui program Bupati Demak Eisti'anah berupa 'Pembangunan Baru'.
Program tersebut melalui APBD Perubahan 2022 dengan memberikan bantuan pembangunan rumah kepada warga terdampak senilai Rp 50 juta per unit. Sekitar 60 rumah baru terbangun di Desa Dombo, Kecamatan Sayung, yang terbagi dalam dua titik. Warga menyebutnya Dombo 1 dan Dombo 2. Selain itu, ada warga yang pindah menyebar menyesuaikan lokasi tanah yang dimiliki.
Kabid Perumahan Dinperkim Demak, Rondiyah, menceritakan program tersebut merupakan perintah Bupati Eisti'anah saat awal menjabat sekitar April 2021. Bupati memperhatikan nasib warganya yang "tenggelam" di Dukuh Mondoliko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, sejumlah 160 orang itu posisi tahun 2020 itu warganya terendam rob, bahkan sampai aktivitas mereka itu tidak hanya terganggu tapi lumpuh total," terang Rondiyah, Kamis (6/6/2024).
"Pada saat Bu Eisti menjabat baru itu ngendikan, kita dipanggil, warga itu pengin pindah dari Mondoliko. Akhirnya kami punya pelayanan SPM, Standar Pelayanan Minimal, di mana SPM kami terbagi dua, yaitu pembangunan baru rumah terdampak bencana, yang kedua relokasi program kabupaten. Kami masukkan tadi," sambungnya.
Ia menyebut sebanyak 160 keluarga warga terdampak di Kampung Mondoliko. Sebanyak 121 keluarga telah menerima manfaat pembangunan baru tersebut.
Ia memerinci sejumlah 66 KK berpindah di Desa Dombo, Kecamatan Sayung, Demak. Sementara yang lainnya tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Demak dan Semarang sesuai lokasi tanah dan pekerjaannya.
"Yang kami eksekusi itu jumlahnya 121, yang pindah ke Dombo itu jumlahnya 66. 160 KK itu kami anggap tuntas karena dari 121 KK itu ada sisa 39. Itu ada yang meninggal, ada yang cerai kemudian ke Kalimantan dan sebagainya, bapak-bapak ikut anaknya dan sebagainya," imbuhnya.
![]() |
Ia menerangkan sebanyak sekitar 60 KK warga Mondoliko menempati rumah barunya di Desa Dombo pada 2023. Sementara yang lainnya tersebar di sejumlah titik.
"Sudah sampai sana, 2022 teranggarkan karena perintah Beliaunya (Bupati Eisti), kita laksanakan lagi mereka mencari lahan untuk mereka sendiri. Yang paling banyak di Dombo, yang lainnya tersebar ada di Sidogemah, Kalisari, Prampelan, Pulosari, Sampang, Tambakbulusan, Brumbung, Banyumeneng, Wringinjajar, Jogoloyo, Sumberejo, Tangkis, Menur, Karangrejo, Semarang," terangnya.
"Mereka tersebar, tapi yang paling komunitas itu di Dombo," imbuhnya.
Ia menambahkan ukuran keberhasilan tersebut lantaran telah mewujudkan tempat tinggal baru bagi warga yang rumahnya sudah tenggelam karena rob. Yakni melalui pembangunan rumah baru yang salah satunya di Desa Dombo, Kecamatan Sayung.
"Keberhasilan Ibu Bupati itu ditunjukkan dengan terbangunnya rumah itu dalam waktu yang pendek. Terus setelah terbangun rumah, kami Dinperkim itu bisa kolaborasi dengan Dinputaru untuk membangunkan air minum dan sanitasinya, kemudian dari ESDM Provinsi membangunkan jaringan listriknya," ujarnya.
Selain itu, ia mengungkap akan ada bantuan jalan ke akses perumahan baru di Desa Dombo tersebut melalui bantuan Dinperakim Jawa Tengah. Ia menyebut nilai bantuannya sekitar Rp 600 juta.
"Tahun 2024 ini akan dibantukan Disperakim Provinsi Jawa Tengah, jalan sama salurannya. Itu tanah kuning. Kira-kira Rp 600 juta," tuturnya.
Sementara itu, salah satu warga pindahan di Desa Dombo, Kusmantri (49) mengatakan dirinya bersama warga lain meminta direlokasi di tempat yang sama. Yakni tetap bisa berkumpul dengan tetangga dan sanak keluarga.
"Iya, bedol desa, relokasilah. Mintanya bisa kumpul kembali," ujar Kusmantri yang juga Ketua RT 4 Mondoliko itu.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Bupati Eisti'anah lantaran kini bisa hidup tanpa gangguan air laut atau rob. Pasalnya rumah dan akses jalan di rumahnya yang dulu sudah tenggelam. Ia menyebut telah menempati rumah barunya itu sudah satu tahun lebih.
"Sudah ada satu tahun lebih, dua Lebaran sudah di sini. Ya ada perubahan, anak-anak bisa sekolah dengan nyaman, bisa aktivitas seperti layaknya masyarakat yang lain. Kalau di Mondoliko kan nggak bisa. Kita cuman di kamar, turun, air. Lha sekarang bisa naik sepeda, sekolah bisa sekolah. Kalau dulu kan nggak bisa," terangnya.
"Makanya kami berterima kasih kepada Ibu Bupati (Eisti'anah), semua atas kerja keras Ibu Bupati kepada warga Mondoliko," sambungnya.
(rih/apl)