Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) mendapat penghargaan Komunitas Penggerak Terdepan dengan kategori Pelopor Akulturasi Budaya di detikjateng-jogja Awards 2024. Kopi Semawis berharap ajang penghargaan tersebut akan memberikan dampak positif ke depannya.
Penghargaan diserahkan oleh Kepala Redaksi detikJateng-DIY, Sukma Indah Permana kepada perwakilan pengurus Kopi Semawis, Widya Wijayanti. Usai menerima penghargaan, Widya mengucapkan terima kasih karena Kopi Semawis mendapatkan apresiasi.
"Tentu berterima kasih dan bersyukur ternyata kami memperoleh apresiasi seperti yang disampaikan melalui sore yang membahagiakan ini. Tentu ini menjaga semangat kami untuk tetap mendukung apapun yang bisa menciptakan interaksi manusia tanpa memandang si A si B agamanya apa, sukunya apa," kata Widya usai mewakili Kopi Semawis menerima penghargaan di hotel Padma Semarang, Selasa (30/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widya menyebut acara detikjateng-jogja Awards 2024 ini mengumpulkan orang-orang yang melakukan sesuatu kepada masyarakat dan hal itu berharga bagi masyarakat. Ia berharap ajang ini dapat berdampak positif.
"Kesan acara ini sesuatu yang pasti akan berdampak positif, bukan terus hanya membuat orang-orang hanya mengincar penghargaan saja. Kalau kita hadiri sendiri di sini dan berada di sini, kami ini merasa ternyata kami salah satu orang yang bisa lakukan sesuatu dan bisa dipandang orang sebagai sesuatu yang berharga. Terima kasih," ujarnya.
Seperti diketahui, Kopi Semawis merupakan kependekan dari Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata. Bermula dari Pasar Imlek Semawis pada 2005, lalu dimodifikasi menjadi pusat kuliner dan pentas budaya.
Dari struktur organisasinya, Kopi Semawis memiliki beberapa anggota yang memiliki tanggung jawab dalam mengelola dan menjalankan berbagai kegiatan yang terkait dengan Pasar Semawis. Kopi Semawis dipimpin oleh seorang ketua, yakni Bapak Harjanto Halim.
Dalam puncak acara detikjateng-jogja Awards 2024, Widya hadir bersama Bapak Hengki yang merupakan warga Pecinan dan keturunan pendiri Kopi Semawis, kemudian ada Bapak dan Ibu Markus, kemudian juga Lurah Kranggan, Andriana.
Titik pusat Pasar Semawis berada di kawasan Pecinan Semarang Jl Gang Warung. Kemudian berkembang ke Gang Besen, Gang Baru, dan kawasan sekitar. Tak cuma makanan China yang dijajakan, melainkan menu khas Semarang seperti soto, tahu gimbal, dan lain-lain.
Kopi semawis tidak hanya mendirikan Pasar Semawis, tetapi juga menjadi inisiator atau pelopor revitalisasi kawasan Pecinan Semarang. Aktivitas yang dilakukan di kawasan itu berujung pada akulturasi etnis Tionghoa dengan warga setempat.
Kopi Semawis muncul sebagai pionir dalam upaya revitalisasi kawasan tersebut. Kawasan Pecinan, yang kaya akan warisan budaya dan sejarah, menjadi fokus utama bagi Kopi Semawis untuk menjaga dan memajukan keberlangsungan tradisi yang ada.
Pasar Imlek Semawis, yang pertama kali diadakan pada tahun 2004, menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya tersebut. Acara ini, yang awalnya hanya dirayakan pada hari-hari tertentu, kini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Pecinan.
(apu/apu)