Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen terus berupaya menarik para investor ke Bumi Sukowati. Berbagai upaya dilakukan agar para investor lokal maupun asing tak ragu berinvestasi di Kabupaten Sragen.
Kepala DPMPTSP Sragen Dwi Agus Prasetyo mengatakan, selama dua periode Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjabat, berbagai terobosan dilakukan. Seperti membuka kawasan industri, mempermudah perizinan, dan memberikan berbagai kenyamanan bagi para investor.
"Prinsipnya sebagai sebagai pemerintah, Beliau (Bupati Yuni) mengatur regulasinya. Beliau menetapkan kawasan industri yang sudah diatur dalam Perda RTRW atau RDTR sebagai pedoman zona merah untuk investasi atau kawasan industri," kata Dwi saat dihubungi detikJateng, Kamis (25/4/2024).
Di Sragen, disiapkan 2000 hektare kawasan industri, yang dibagi zona timur dan barat. Ia menuturkan, investor mencari lokasi yang dekat dengan exit tol, dan Sragen memiliki dua exit tol yakni di Sambungmacan dan Pungkruk.
Sehingga zona industri yang disiapkan meliputi wilayah Kecamatan Sidoarjo, Masaran, Sambungmacan, Tangen, Jenar. Lalu ada juga Sidoharjo, Tanon, Kalijambe, dan Sumberlawang. Harga tanah per meternya juga masih tergolong murah.
"Harga tanah bervariatif, dari Rp 250 ribu-600 ribu per meter. Kalau yang dekat jalan nasional atau exit tol rata-rata Rp 600 ribu per meter," ujarnya.
Meski murah dan strategis, kawasan industri yang disiapkan juga minim resiko bencana seperti banjir dan tanah longsor.
"Analisa resiko bencana dari BPBD juga rendah, karena lokasi industri di Sragen dataran yang rata, dan tanahnya di atas permukaan sungai sehingga aman. Belum pernah terjadi banjir besar," ucapnya.
Selain harga tanah yang murah, Kabupaten Sragen juga menawarkan UMK yang masih terjangkau untuk para investor. Tahun 2024 ini, UMK di Sragen sebesar Rp 2.049.000.
Ditambah, para tenaga kerja juga dimodali skill lewat pelatihan yang diberikan Dispenaker Sragen. Sehingga investor tidak perlu khawatir soal tenaga kerja.
"Iklim kerja di sini juga kondusif. Tiap tahun hampir tidak pernah ada demo dari serikat pekerja," ujarnya.
Selain murah, Pemkab Sragen juga menawarkan kemudahan seperti perizinan dan kecepatan pelayanan. Investor akan didampingi dari mencari lahan, pembebasan lahan, hingga mengurus perizinan usahanya.
"Kami juga menawarkan kemudahan perizinan dari daerah sampai pusat. Sehingga menjadi daya tarik sendiri. Dari pembebasan lahan hingga produksi mereka kan sudah menetapkan jangka waktunya. Kemudahan perizinan, selama ini kita masih on the track dan lancar," jelasnya.
Hasilnya, informasi berinvestasi di Sragen yang mudah dan murah, tersebar di forum para investor. Tak hanya di dalam negeri, bahkan hingga investor luar negeri, seperti China dan Hong Kong.
"Investor memiliki forum sesama pebisnis sendiri, mereka saling memberikan referensi jika investasi di Sragen murah dan mudah," kata dia.
Ia berharap, dengan fasilitas yang ditawarkan ini bisa menarik lebih banyak investor untuk datang ke Sragen. Pasalnya industri padat karya memberikan multiplier effect, baik bagi masyarakat maupun pemerintah.
Sementara itu dari beberapa tahun terakhir, Sragen diguyur investasi hingga Rp 3,2 triliun yang datang dari PT Djarum, TKG Taekwang, PT Mitra Rubber Industries, PT Eksonindo, PT Donglong Textile Indonesia, dan PT Green Best.
(cln/ahr)