Kisah Santri Kembangkan Warung Kopi di Kudus, Langganan Mahasiswa-Pejabat

Kisah Santri Kembangkan Warung Kopi di Kudus, Langganan Mahasiswa-Pejabat

Dia - detikJateng
Selasa, 23 Apr 2024 08:42 WIB
Warung Kopi Joglo Maqha di Kudus.
Warung Kopi Joglo Maqha di Kudus. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Seorang santri di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terbilang sukses mengembangkan bisnis warung ngopi. Warungnya kini menjadi langganan mahasiswa hingga pejabat untuk sekadar menikmati kopi dengan suasana rumah joglo.

Dia adalah Robbi Faqqi Muhammad (31) warga Kudus, Jawa Tengah. Robbi begitu sapaannya memiliki konsep tempat ngopi dengan suasana rumah joglo jaman dahulu. Sehingga penikmat kopi bisa menikmati dengan suasana tempo dulu. Tempat ngopinya itu dinamai 'Joglo Maqha'.

Lokasi cukup strategis karena dekat dengan Kampus IAIN Kudus. Pembeli pun tidak pernah sepi. Karena yang datang kebanyakan adalah mahasiswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robbi yang pernah menimba ilmu kepada Kiai Haji M Syarofuddin Ismail Qoimas atau Kiai Syarof Rembang memiliki kisah awal mula membuat usaha tempat ngopi. Robbi menjelaskan jika nama 'Maqha' pemberian dari gurunya Gus Mus. Nama maqha berasal dari Bahasa Arab yang diartikan berarti ngopi.

"Usaha ini sejak tahun 2020 lalu, nama Joglo Maqha yaitu pemberian dari guruku Kiai Haji Ahmad Mustifa Bisri atau Gus Mus, Maqha itu artinya tempat ngopi, kalau jawanya disuruh ngopi, itu berasal dari bahasa Arab Maqha," jelas Robbi kepada detikJateng ditemui di lokasi, Senin (22/4).

ADVERTISEMENT

Selain itu keinginan untuk membuat usaha tempat ngopi tidak terlepas saat Robbi menimba ilmu di pondok pesantren. Saat itu kata dia, sering menuangkan kopi kepada tamu dan gurunya. Dari itulah Robbi lalu berkeinginan untuk membuka usaha tempat ngopi.

"Saya mondok itu selama lima tahun, karena saat di sana (pondok) saya ikut kiai, dan bagian menuangkan kopi untuk tamu dan kiai, dari situlah terinspirasi membuat warung kopi dan inginnya karena kita santri kapanpun dipanggil pak Kiai kita siap, karena kita penjual kopi waktu tidak terikat," ungkap Robi.

Ada tiga unit rumah joglo yang menambah suasana syahdu saat menikmati kopi. Robbi mengaku memilih kesan jaman dulu dibandingkan suasana modern. Hal itu karena dia bertujuan membangkitkan kenangan pembeli yang datang di tempat ngopi miliknya. Selain itu juga agar mendapatkan inspirasi.

"Dari awal, kalau konsep modern banyak, dan persaingan setiap tahun ada tempat baru. Saya pilih joglo sampai kapanpun orang akan suka lihat joglo pasti orang tua punya kenangan rumahnya joglo di ngopi ke sini mendapatkan kenangan saat dulu, dan sampai kapanpun tidak tertinggal waktu," ungkapnya.

Robbi juga menyediakan menu kuliner makanan seperti nasi goreng, geprek dan soto selain kopi. Bahkan harganya ramah dengan kantong para mahasiswa. Tempat ngopinya buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB. Tidak jarang kata dia, beberapa pejabat menikmati kopi di joglo maqha.

"Harganya mahasiswa, kopi Rp 5 ribu, kalau makanan sampai Rp 15 ribu paling mahal. Setiap hari ramai, karena kita bukan jam 9 pagi sampai jam 24.00 WIB," ujarnya.

Robbi menjelaskan berkembangnya usaha yang tengah ditekuni tidak lepas karena peran modal dari pihak bank. Robbi mengaku sempat mengambil kredit usaha rakyat dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kudus. Dia mengambil KUR senilai Rp 100 juta untuk menambah fasilitas usaha tempat ngopinya.

"Modal usaha dari kredit usaha rakyat Bank Rakyat Indonesia, hari ini dikasih modal Rp 100 juta. Untuk menambah fasilitas tempat, menambah kenyamanan para pembeli kita. Nanti kita bukan BRIlink juga untuk proses," jelas Robbi.

Menurutnya untuk mendapatkan KUR persyaratan sangat mudah. "KUR BRI sangat mudah, tidak memberatkan, intinya KUR memang membantu para pelaku UMKM dan dipermudah. Kalau benar-benar punya usaha akan mudah sekali," dia melanjutkan.

Kesempatan yang sama Mantri Unit BRI Ngetuk Kantor Cabang Kudus, Awan Bagus Saputra mengatakan usaha tempat ngopi milik Robbi menjadi nasabahnya. Robbi menggunakan KUR dari BRI. Kata Awan, nasabah atas nama Robbi juga tengah proses untuk menjadi agen BRILink.

"Persyaratan yang pertama memiliki usaha minimal 6 bulan, terus riwayat harus lancar. Yang jelas memiliki usaha. Untuk KUR di unit sampai Rp 100 juta, kalau Mas Robbi ambilnya yang Rp 100 juta," terang Awan kepada detikJateng di lokasi.

"Saat ini nasabah Mas Robbi juga berproses untuk membuka BRILink di BRI," Awan melanjutkan.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads