Kisah Fatmi Kenalkan 'Pati-em' Lewat Kaus Oblong

Kisah Fatmi Kenalkan 'Pati-em' Lewat Kaus Oblong

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 20 Apr 2024 17:12 WIB
Outlet Pati Oblong di Desa Winong, Kecamatan Pati, Kamis (20/4/2024).
Outlet Pati Oblong di Desa Winong, Kecamatan Pati, Kamis (20/4/2024). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Pati -

Fatmi Nurjanah (52), perempuan asal Kabupaten Pati, terbilang sukses mengembangkan usaha berjualan kaus. Tak sekadar jualan, Fatmi juga punya misi untuk mengenalkan Pati ke daerah lain.

Distro Cinderamata Kaus Khas Pati milik Fatmi berada di Desa Winong RT 3 RW 2, Nomor 29, Pati. Di distronya itu, dirinya berjualan ribuan kaus yang bertuliskan logat atau dialek khas Pati Bumi Mina Tani.

Melalui distronya, perempuan berusia 52 tahun itu mengusung "Pati oblong kenali Pati-em' atau berarti 'Pati Oblong kenali Pati-mu'. Bahkan usahanya itu laris manis terutama saat musim Lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatmi bercerita, usahanya dirintis 14 tahun lalu bersama adiknya bernama Ali Mahmudi. Awalnya dia menyewa ruko untuk membuka distro di Jalan Diponegoro, Pati. Akan tetapi sekarang pindah di Desa Winong.

Ditemui detikJateng, Fatmi mengaku dulunya berjualan seprai keliling ke desa-desa bersama sang adik. Saat berjualan ke luar daerah, ternyata banyak orang yang belum mengenal Pati.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita keluar kota ditanya orang asal mana, asal Pati, itu tidak tahu. Biasanya dikenal Kudus, Rembang ya, jadi kita keprihatinan kita agar mudah dikenal luas," jelas Fatmi kepada detikJateng, Kamis (18/4/2024).

Lalu dia bersama adiknya berkeinginan untuk membuat oleh-oleh. Mereka sepakat untuk membuat oleh-oleh kaus khas Pati.

"Terus kita bikin kaus, pertama itu merah sama klasik itu, kemudian ikut pameran, terus daftar Dinas Koperasi dan Pariwisata, itu kemudian diajak pameran, terus diajak ke Semarang, Jakarta, keluar juga terus di Pati itu diikutkan, promosinya lewat itu," jelasnya.

Perjalanan untuk mengenalkan kaus itu juga tidak mulus. Dia sempat meminjam modal kredit usaha rakyat (KUR).

Dari modal itulah digunakan untuk menambah produksi kaus. Awalnya dia sempat meminjam KUR Rp 5 juta lalu Rp 25 juta. Namun kini sudah lunas.

"Awalnya buka distro di Jalan Diponegoro, itu saya sempat pinjam modal kredit usaha rakyat dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) senilai Rp 5 juta pada tahun 2013, terakhir sebelum pandemi masih ambil Rp 25 juta terus ini sudah lunas," terang dia.

Fatmi mengakui adanya peningkatan selama libur Lebaran tahun 2024 ini. Biasanya dia mampu menjual 2.000 kaus, kini bisa menjual sampai 4.000 kaus selama Lebaran ini.

"Banyak yang mencari kaus khas Pati, naiknya sudah 100 persen, kemarin pertengahan Ramadan baru 50 persen. Tapi ini setiap hari ada. Jakarta, Bekasi, Jawa Barat, Kalimantan, Pontianak, Jambi juga ada," terang Fatmi.

Fatmi menjelaskan banyak pembeli datang dari luar Pati. Mereka yang warga Pati untuk mengobati kangen, saat pulang ke Pati membeli oleh-oleh kaus khas Pati. Harga per kausnya mulai dari Rp 130 ribu sampai dengan Rp 140 ribu.

Berkat keteguhannya itu pula Fatmi bisa mengembangkan usahanya. Dia kini memiliki 5 outlet seperti di Plaza Pragolo Pati, Galeri UMKM Jateng Bandara Ahmad Yani Semarang, Galeri Dekranasda UKM Jateng, Semesco Indonesia Jakarta, dan di Desa Winong Pati.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads