Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terdapat sebuah pondok pesantren bernama Autisme Islami Boarding School Al-Achsaniyyah. Ponpes ini terbilang cukup unik karena santrinya adalah anak-anak berkebutuhan khusus atau autis.
Meski demikian para santrinya ada yang bisa mandiri hingga menempuh pendidikan strata 2 atau S2 di sebuah kampus di Semarang. Ponpes Autisme Islami Boarding School Al-Achsaniyyah ada di Desa Pedawang Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.
Terdapat ratusan santri yang merupakan penderita autis atau berkebutuhan khusus mondok di ponpes tersebut. Saat detikJateng mengunjungi ponpes tersebut terlihat para santri tengah belajar mengaji di masjid kompleks ponpes. Meski berkebutuhan khusus anak-anak itu terlihat riang senang mengikuti proses belajar mengajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengasuh Pondok Modern Al-Achsaniyyah, Mohammad Faiq Afthoni mengatakan ada sebanyak 125 anak berkebutuhan khusus mondok di ponpesnya. Mereka didampingi tenaga pendidik sebanyak 135 orang. Santri ini kata dia berusia mulai dari 6 tahun sampai 36 tahun. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ya memang kemarin ada Malaysia kemarin sudah pulang, beberapa negara yang ingin masuk sini tapi memang belum diterima karena keterbatasan SDM, seperti dari Irak kan SDM harus bisa bahasa Arab ya, itu belum kita terima jadi nanti untuk meningkatkan SDM untuk go Internasional," kata Faiq ditemui di lokasi, Jumat (8/3/2024).
![]() |
Faiq mengatakan ratusan santri itu mendapatkan program pendidikan dari ponpes. Mulai belajar pendidikan agama hingga pendidikan formal pada umumnya. Bahkan kata dia, satu tenaga pendidikan mendampingi satu santri.
"Untuk menjadi mandiri anak itu tidak bisa dilihat waktu, yang pertama selalu saya sampaikan kepada orang tua yang dititipkan ke sini adalah bagaimana legowo, pasrahkan semuanya kepada kami, insyaallah perubahan anak akan semakin cepat. Untuk target tahunan tidak bisa. Orang tua tidak ada tuntutan macam-macam akan cepat untuk perubahan anak," terang dia.
Menurutnya pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 2007 silam itu telah mencetak santrinya hingga mandiri. Ada kata dia yang semula anak berkebutuhan khusus bisa mengenyam pendidikan sampai S2 di Semarang dan Surabaya.
"Alhamdulillah ini sudah ada beberapa anak yang sekolah MTS Islamic Center Conge, dan juga ada kuliah di UMK, jadi semester 6 jurusan hukum, S2 juga ada yang di Unisula, kemarin ada satu lagi di Surabaya," ujarnya.
"Jadi memang tujuan kami agar anak bisa mandiri, sebab pikiran kami ketika orang tua sudah tidak ada mereka juga bisa mandiri sebagai sebagaimana orang-orang lainnya," Faiq melanjutkan.
Adapun kegiatan selama bulan Ramadan, kata Faiq, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Para santri yang memiliki kebutuhan khusus akan menerima program pendidikan agama Islam sebulan selama Ramadan nanti.
"Ramadan seperti mengaji, salat berjamaah, tadarusan, dan lainnya selama bulan Ramadan. Rutin selama satu bulan, nanti 4 hari sebelum anak-anak yang dijemput orang tua bisa pulang, sementara ada yang di sini bisa bertahan di pondok pesantren," terangnya.
![]() |
Dapat Bantuan Sembako
Faiq menambahkan mengaku bersyukur karena adanya bantuan sembako dari perbankan di Kudus. Menurutnya bantuan sembako itu memberikan manfaat bagi para santri dan tenaga pendidik selama bulan Ramadan nanti.
"Ini Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali dari BRI Kudus ini ikut partisipasi memberikan sedekah sembako yang mana tahun yang lalu juga dari BRI memberikan sembako untuk kebutuhan saat puasa, untuk kebutuhan saur dan buka untuk anak-anak dan gurunya," terang Faiq.
Sementara itu Manajer Operasional Kantor BRI Cabang Kudus Agung Febrianto bersama rombongan memberikan bantuan di ponpes autis tersebut. Bantuan itu sebagai kepedulian terhadap sesama. Ada sembako yang diberikan di ponpes tersebut.
"Ada pembagian CSR dari Bank BRI, khususnya Bank BRI Cabang Kudus membantu sembako untuk yayasan pondok pesantren berupa beras, minyak goreng, telur, dan mi bihun. Mudah-mudah-mudahan bantuan ini bisa menambah manfaat dan berkah untuk anak-anak pondok pesantren, semoga ke depan lebih banyak yayasan anak-anak yang bisa bantu melalui CSR BRI," kata Agung ditemui di lokasi.
"Semoga sembako ini bisa memberikan manfaat untuk anak-anak menghadapi puasa bisa memberikan keberkahan," dia melanjutkan.
(apl/ahr)