Ganjar Apresiasi Pencanangan Gerakan Nasional Imunisasi Polio Varian Baru

Ganjar Apresiasi Pencanangan Gerakan Nasional Imunisasi Polio Varian Baru

Kania Falahiatika - detikJateng
Kamis, 22 Jun 2023 12:15 WIB
Pemkab Klaten
Foto: Dok. Pemkab Klaten
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi pencanangan gerakan nasional imunisasi IPV2 atau inactivated polio vaccine yang digagas Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) di wilayah pemerintahannya. Ia berharap gerakan yang diinisiasi di Provinsi Jawa Tengah dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa terhadap varian baru virus polio, yakni polio tipe 2.

"Data dari Aplikasi Sehat Indonesia Ku, capaian imunisasi polio di Jawa Tengah periode Januari - Mei 2023 baru 24,5%. Artinya masih perlu digenjot terus. Hari inilah saatnya kita semua melakukan genjotan itu, agar anak-anak kita menjadi generasi yang sehat dan terlindungi dari virus polio," ungkap Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis (22/6/2023).

Pencanangan gerakan nasional imunisasi IPV2 ini diselenggarakan di di Grha Bung Karno, Kabupaten Klaten, pada Rabu (21/6). Provinsi Jawa Tengah dipilih sebagai lokasi pencanangan lantaran memiliki jumlah penduduk yang besar dalam skala nasional, begitu juga dengan Kabupaten Klaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Solo Raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Ganjar, gerakan tersebut dicanangkan secara langsung oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan didampingi pula oleh Bupati/Walikota se-Solo Raya.

Dalam kesempatan itu Puan menyoroti tentang pentingnya sosialisasi yang masif agar masyarakat menjadi lebih paham mengenai pentingnya imunisasi IPV2. Ia berharap Kemenkes dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan gerakan ini agar informasi dapat tersampaikan dengan baik di seluruh lapisan masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Saya harap disampaikan dengan bahasa yang sesederhana mungkin, agar masyarakat paham dan tidak muncul kekhawatiran di tingkat masyarakat. Sehingga tidak beredar wacana yang menyesatkan atau hoaks yang tersebar dan menghambat capaian imunisasi polio ini," katanya.

Sementara itu Budi menyampaikan imunisasi ini merupakan vaksinasi tambahan untuk melengkapi imunisasi polio yang sudah diterapkan di Indonesia guna mencegah penyebaran virus polio pada anak-anak. Adapun latar belakang imunisasi polio tipe 2 ini sebagai perlindungan optimal terhadap virus polio varian baru yang bermutasi.

"Bapak-Ibu, sebenarnya Indonesia sudah eliminasi polio sejak tahun 2014. Karena adanya pandemi Covid-19, vaksinasi di seluruh dunia disibukkan dengan imunisasi COVID-19, sehingga terjadi mutasi virus polio. Sehingga memicu outbreak polio, bukan hanya di Indonesia, namun juga dunia," paparnya.

Dengan adanya vaksinasi IPV2 ini, jelas Budi, anak-anak usia di bawah 9 bulan mendapatkan imunisasi polio sebanyak 2 kali melalui injeksi atau suntikan dan 4 kali melalui oral imunisasi polio tetes (bOPV). Ia juga menyampaikan gerakan imunisasi nasional ini hanya dapat berhasil dengan dukungan kesadaran masyarakat.

"Imunisasi polio yang memang adalah imunisasi rutin yang diberikan pada anak-anak sudah sejak lama menjadi program nasional dan gratis diberikannya. Selanjutnya dibutuhkan kesadaran sosial dari masyarakat untuk mendukung gerakan ini. Karena polio bersifat menular, maka pelaksanaan imunisasi harus dilakukan secara luas, minimal 90 persen dalam komunitas masyarakat," katanya.

Usai pencanangan, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan langsung pemberian imunisasi IPV2 kepada balita di Grha Bung Karo, Kabupaten Klaten dan peninjauan ke fasilitas kesehatan di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

(akn/ega)


Hide Ads