Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan imunisasi IPVC atau inactivated polio vaccine di Grha Bung Karno (GBK) Kabupaten Klaten, Rabu (21/6). Imunisasi tersebut merupakan gerakan nasional (gernas) yang dicanangkan langsung oleh ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang didampingi Bupati/Walikota se-Solo Raya.
Budi menyampaikan imunisasi ini merupakan vaksinasi tambahan untuk melengkapi imunisasi polio yang sudah diterapkan di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan sebagai perlindungan optimal terhadap virus polio yang bermutasi.
"Bapak-Ibu, sebenarnya Indonesia sudah eliminasi polio sejak tahun 2014. Karena adanya pandemi Covid-19, vaksinasi di seluruh dunia disibukkan dengan imunisasi COVID-19, sehingga terjadi mutasi virus polio. Sehingga memicu outbreak polio, bukan hanya di Indonesia, namun juga dunia," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi melanjutkan gerakan ini juga dilakukan sebagai akselerasi imunisasi untuk pencegahan virus polio pada anak-anak. Vaksinasi IPV2 ini ditujukan untuk anak-anak usia di bawah 9 bulan sebanyak 2 kali melalui injeksi atau suntikan dan 4 kali melalui oral imunisasi polio tetes (bOPV). Imunisasi IPV2 ini dinilai dapat mencegah penyebaran varian baru virus polio.
"Imunisasi polio yang memang adalah imunisasi rutin yang diberikan pada anak-anak sudah sejak lama menjadi program nasional dan gratis diberikannya. Selanjutnya dibutuhkan kesadaran sosial dari masyarakat untuk mendukung gerakan ini. Karena polio bersifat menular, maka pelaksanaan imunisasi harus dilakukan secara luas, minimal 90 persen dalam komunitas masyarakat," terangnya.
Dia menjelaskan alasan gerakan ini dilakukan di Kabupaten Klaten adalah karena Klaten memiliki jumlah penduduk yang besar dalam skala nasional. Selain itu, Klaten juga menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Solo Raya.
Selain itu, Ganjar pun mengapresiasi pencanangan ini. Dia berharap gerakan yang diinisiasi di Jawa Tengah dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa terhadap varian baru virus polio.
"Data dari Aplikasi Sehat Indonesia Ku, capaian imunisasi polio di Jawa Tengah periode Januari - Mei 2023 baru 24,5 persen. Artinya masih perlu digenjot terus. Hari inilah saatnya kita semua melakukan genjotan itu, agar anak-anak kita menjadi generasi yang sehat dan terlindungi dari virus polio," pungkasnya.
(akn/ega)