Ganjar Minta Pemerintah Pusat Kaji Ulang Rencana Impor Beras

Ganjar Minta Pemerintah Pusat Kaji Ulang Rencana Impor Beras

Atta Kharisma - detikJateng
Rabu, 14 Des 2022 10:35 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat mengkaji ulang wacana impor beras.
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat mengkaji ulang wacana impor beras. Ia menilai impor beras ini dapat menjatuhkan harga hasil panen milik petani.

Hal itu ia sampaikan menanggapi kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah pusat. Ganjar meminta agar kebijakan tersebut ditunda dan dipertimbangkan ulang mengingat jerih payah para petani.

"Hitung juga ketika petani hari ini menanam pertimbangkanlah jerih payah mereka. Jangan sampai nanti beras impor masuk, petani pas panen harganya jatuh lagi," kata Ganjar dalam keterangannya, Rabu (14/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar mengungkapkan saat ini pupuk sedang sulit karena subsidinya tidak bisa 100%. Selain itu, obat-obatan juga tengah mengalami kenaikan harga.

"Kalau kemudian hasil panennya tidak terbeli dengan harga yang wajar itu artinya seluruh biaya produksi plus keuntungan yang diterima maka petani merugi hari ini," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, Ganjar mendorong pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakannya. Menurutnya, pemerintah sebaiknya terlebih dahulu menghitung ulang ketersediaan atau stok beras yang ada.

"Hati-hati betul dengan data yang baik agar dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, termasuk Badan Pangan Nasional mereka menghitung dan memberikan informasi itu kepada masyarakat," tuturnya.

Ia menegaskan perhitungan harus dilakukan dengan baik. Misalnya jika kebijakan impor terlaksana, kapan berasnya sampai di Indonesia. Pemerintah juga harus menghitung masa panen dari padi yang ditanam para petani.

"Saya lebih setuju sebenarnya bisa menjamin mereka, petani ini untuk dijamin harga jualnya sehingga Bulog bisa dikasih kapasitas yang lebih besar dan kemudian petani bisa mendapat keuntungan yang wajar," tegasnya.

Di sisi lain, Ganjar menilai hal ini sebagai momentum yang tepat untuk mengembangkan diversifikasi pangan di Indonesia. Sebab, Indonesia kini tidak bisa hanya bergantung pada beras.

"Kalau kita bicara beras analog kita sudah bisa buat, terus kita punya umbi-umbian yang cukup banyak dan masih bisa diolah maka ini momentum termasuk sagu. Ini momentum untuk kita bisa tidak bergantung hanya dengan beras karena impor ini selalu menarik untuk para pedagang," jelasnya.

Ganjar menyebutkan stok beras di Jateng aman dan terus dipantau. Ia pun memahami jika pemerintah punya perhitungan khususnya terkait kekhawatiran jika terjadi bencana dan sebagainya.

"Maka menurut saya, hitung dong dengan baik, terbukalah kepada publik agar publik tidak curiga," pungkasnya.

(akd/egas)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads