Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Dalam rakor tersebut, kepala daerah se-Indonesia diminta menyiapkan skema antisipasi lonjakan harga yang akan terjadi di akhir tahun.
Ganjar mengungkapkan ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian. Misalnya, telur dan beras yang mulai menunjukkan kenaikan harga, serta fluktuasi cabai merah dan cabai rawit yang tinggi.
"Beberapa komoditas, khususnya volatile food ini menjadi perhatian. Ada telur, ada beras yang mulai merangkak, telur mulai naik, beras yang premium tidak tapi yang medium merangkak naik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar menuturkan harga beras kualitas medium di Jateng saat ini berada di kisaran Rp 11.679, harga cabai merah Rp 27.995 per kilogram dan harga cabai rawit Rp 31.716 per kilogram. Semua harga tersebut berada di angka stabil berdasarkan data terakhir per 25 November 2022.
Ganjar menyampaikan upaya antisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok dan komoditas telah dilakukan. Di antaranya, dengan menggencarkan operasi pasar untuk memastikan persediaan suplai dan kestabilan harga di pasar.
"Lakukan operasi pasar, pastikan stoknya tercukupi, pastikan transportasinya tercukupi dan membantu. Kalau itu terjadi maka kita akan bergerak bersama karena sebentar lagi trennya akan naik," ujarnya.
Ganjar juga menginstruksikan jajarannya untuk mengecek langsung sejumlah gudang penyimpanan bahan pokok dan komoditas pangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga sekaligus menekan laju inflasi dan memastikan ketahanan pangan di Jateng.
"Saya sudah perintahkan Dinas Pertanian untuk mengecek, kalau ada stok gabah atau beras di tingkat petani, maka Pak Mendagri sudah mengarahkan bahwa BULOG bisa membeli dengan harga yang tinggi, jadi melebihi HPP," terangnya.
"Setelah rapat ini kita minta sekarang sampai Januari semua harus turun terus ke lapangan, mengecek di pasar dan memastikan suplainya aman, harganya terjangkau. Sehingga kalau ada yang naik dan sifatnya drastis, bisa cepat dilakukan intervensi," pungkas Ganjar.
Untuk diketahui, tingkat inflasi di Jateng berdasarkan Year on Year (YoY) pada bulan September 2022 yaitu 6,40%. Namun hingga Oktober 2022, tingkat inflasi berhasil ditekan di angka 6,00%.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi daerah Jateng hingga Triwulan III 2022 tumbuh hingga 5,28%. Angka tersebut terpaut sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 5,72%.
(ncm/ega)