Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terus menggalakkan upaya ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam rangka menyikapi adanya ancaman resesi global dan kesulitan perekonomian tahun 2023. Salah satunya yaitu dengan mendorong optimalisasi kekayaan alam daerah yang dapat diubah menjadi beragam olahan pengganti beras.
Hal seperti ini dilakukan oleh warga Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen yang memanfaatkan tanaman singkong menjadi tepung mocaf. Ganjar mengatakan kreativitas warga seperti ini sudah turun temurun dari nenek moyang.
"Dalam konteks ketahanan pangan, saya haqul yaqin dari awal kita tidak pernah kesulitan. Kreativitas seperti ini sudah turun temurun dari nenek moyang," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kecamatan Karanggayam terdapat lahan singkong seluas 28 hektare dan 626 jenis usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 754 orang yang dikenal sebagai penghasil oyek berjumlah 60 KK. Ganjar sempat mencicipi olahan tepung mocaf termasuk oyek. Ia menjelaskan oyek adalah olahan tepung mocaf yang berpotensi sebagai pendamping beras sebab dapat dimanfaatkan menjadi olahan pangan lainnya.
Selain beras dan oyek, tepung mocaf dari warga Desa Giritirto Kebumen juga mengeluarkan produk olahan lainnya seperti kue kering, kopi hingga brownies yang semuanya berbahan dasar tepung mocaf. Sebab ini, Ganjar mendorong agar tepung mocaf Kebumen dapat diproduksi secara massal sehingga harganya dapat bersaing dengan tepung dan beras konvensional.
"Jadi kalau bicara alternatif, mereka sudah siap. Tapi memang kalau produksi belum tinggi, maka kalau kompetisi dengan makanan-makanan konvensional, tepung atau beras itu kalah, ini harganya masih tinggi," kata Ganjar.
Ganjar juga tak lupa untuk mempromosikan tepung mocaf Kebumen tersebut agar semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi. Ganjar juga menginginkan agar tepung mocaf Kebumen mampu memasuki pasar penjualan yang lebih luas dengan mendaftarkan produk-produknya ke e-katalog.
"IP-IRT sudah dapat, tinggal nanti yang berikutnya kita urus sertifikat halalnya. Kalau sudah bagus, izinnya lengkap, kita dorong ke e-katalog lokal agar makin banyak yang membeli," lanjut Ganjar.
"Yang masih dalam catatan kita soal packaging, kedua cara memasarkannya. Maka nanti kita akan bantu promosikan, mudah-mudahan lebih bagus pengelolaannya," pungkas Ganjar.
(akn/ega)