Hingga akhir 2021, Bank Jateng membukukan laba usaha hingga Rp 1,73 triliun. Tak hanya itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bank ini mencapai Rp 4,51 triliun yang diharapkan mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno dalam acara HUT ke-59 yang digelar hybrid di kantor pusat jalan Pemuda Kota Semarang. Supriyatno mengatakan pada saat baru berdiri di awal dekade 1960-an, Bank Jateng sudah menghadapi krisis ekonomi yang berat, dengan situasi hiperinflasi dan stagnasi serta pemotongan nilai uang atau sanering.
Kemudian tahun 1997-1998, Bank Jateng juga menghadapi krisis moneter yang berat, dan menyebabkan Bank Jateng menjadi Bank Peserta Rekapitalisasi oleh Pemerintah. Tahun 2008, resesi ekonomi kembali terjadi dipicu kasus subprime mortgage di Amerika. Lebih dari itu, sejak awal Maret 2020, terjadi krisis akibat pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perjalanan Bank Jateng selama 59 tahun, telah melalui etape-etape ujian dan tantangan yang berat. Alhamdulillah, kita bersama-sama telah berhasil melampauinya dengan capaian yang membanggakan," kata Supriyatno dalam HUT Bank Jateng ke-59, Rabu (6/4).
Terkait kinerja Bank Jateng, lanjut Supriyatno, hingga akhir tahun 2021, Bank Jateng membukukan laba usaha hingga Rp 1,73 triliun dan tumbuh 12,81 persen. Peningkatan laba usaha tersebut, didukung pula dengan indikator keuangan yang tumbuh dengan baik.
"Segmen konsumer dan UMKM, menjadi backbone penyaluran kredit Bank Jateng, dan telah teruji memberikan ketahanan dalam melewati pandemi," ujarnya.
Selama tahun 2021, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Jateng mencapai Rp 4,51 triliun dan tumbuh 70,45 persen yang diharapkan mengakselerasi pemulihan ekonomi.
"Sedangkan pencapaian kinerja pada akhir Maret 2022 ini pun menunjukkan angka yang cukup membanggakan dimana total aset telah mencapai Rp 77,98 triliun atau tercapai 100,17% dari rencana dan laba perseroan telah mencapai Rp 602 milyar, atau tercapai 116,84% dari rencana dan tumbuh 9,63% year on year (yoy)," jelasnya.
Bank Jateng juga mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai program digitalisasi. Contohnya, digital lounge atau digital space yang memungkinkan para nasabah melakukan transaksi secara mandiri (self service), melalui layanan setor dan tarik tunai (cash recycle machine), layanan cetak buku (self service passbook printer), dan teller digital (self service teller cash recycler).
Kemudian untuk support bisnis telah dikembangkan e-PLO, BI Fast, SIPLAH untuk BOS, SIPD Pemda, Billing Center, Electronic Data Capture (EDC), QRIS, mobile banking versi baru dan lainnya. Selain itu untuk mendukung proses otomasi, telah disiapkan pengembangan big data, pemanfaatan Robotic Process Analytic (RPA), dan implementasi e-Nawala untuk e-Office.
"Memasuki usia yang ke-59, Bank Jateng terus mengakselerasi pengembangan teknologi, baik di bidang support bisnis, penguatan infrastruktur, maupun otomasi melalui layanan digitalisasi," ujar Nano, sapaan akrabnya.
Di HUT ke-59 ini Bank Jateng juga memberikan program promo kepada para nasabah setia, baik dana maupun kredit, diantaranya Program Berkah 59 dan KMJ Give Away. Melalui Program Berkah 59, memberi kesempatan kepada nasabah untuk membuka Tabungan Bima dengan cashback setara 0,59 persen. Sedangkan Program KMJ Give Away, memberi kesempatan kepada nasabah Kredit Mitra Jateng (KMJ) mendapatkan cashback hingga Rp 500 ribu.
"Bank Jateng saat ini memiliki ruang yang cukup untuk ekspansi kredit. Dengan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) masih kisaran 83% artinya Bank Jateng memiliki likuditas yang cukup, untuk meningkatkan penyaluran kredit, guna mendorong laju perekonomian daerah," katanya.
Dalam peringatan HUT ke-59 ini, Bank Jateng mengusung tema 'Kita Hadir Untuk Negeri' dengan jargon 'Bank Jateng Tumbuh dan Tangguh'. Ada berbagai kegiatan antara lain Bengawan Solo Festival 'UMKM Bangkit' sebagai persembahan Bank Jateng untuk mendorong, menstimulus dan mengapresiasi para pelaku UMKM.
(aku/aku)