Sayudi (43) yang jadi otak pembunuhan terhadap pengacara Banyumas, Aris Munadi, ternyata merupakan teman korban. Sayudi diketahui beberapa kali melakukan ziarah bersama Aris.
Hal itu disampaikan Kapolresta Cilacap Kombes Budi Adhy Buono saat ungkap kasus di Mapolda Jateng, Kota Semarang.
"Jadi korban berpamitan melalui handphone untuk menemui kawannya yang ada di Jeruklegi. Kawannya atas nama si Juwanto dan juga Sayudi," tuturnya, Senin (15/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menyebut korban dibunuh karena pelaku terlilit utang. Namun, pihaknya juga mendalami adanya ritual penggandaan uang dalam kasus ini.
"Ya biasa untuk kegiatan ziarah itu, perjalanan mungkin segala macam, kan gitu membutuhkan uang. Dia butuh uang untuk kegiatan tersebut. (Tidak ada motif dukun pengganda uang?) Ini sedang kita dalami," jelasnya.
Aksi Terencana
Diketahui Sayudi melakukan aksinya bersama dengan Juwanto. Keduanya adalah kakak beradik. Pembunuhan dilakukan secara terencana.
"Jadi tersangka ini sudah menyurvei tempat-tempat yang nanti akan dijadikan untuk tempat eksekusi dan tempat untuk mengubur. Ada beberapa lapangan, terus pemakaman, baik di wilayah Jeruklegi maupun di wilayah Kawunganten," kata Budi.
"Selanjutnya sudah ditentukan oleh tersangka tempat untuk eksekusinya ada di suatu tempat ziarah di Desa Tritih, di Panembahan Tunggul Wulung di Jeruklegi. Selanjutnya tempat menguburkan korban di alas Kubangkangkung, Kawunganten," lanjutnya.
Mulanya, Sayudi mengajak korban mengunjungi tempat ziarah di Jeruklegi yang sebelumnya sudah disurvei tersangka untuk dijadikan lokasi pembunuhan.
"Tersangka dan korban datang ke tempat tersebut. Korban disuruh berdiam diri di tempat tersebut, tersangka izin pergi alasannya mau buang air kecil. Ternyata tersangka keluar mencari kayu," tuturnya.
"(Sayudi) Kembali secara diam-diam, mengendap, selanjutnya kayu dipegang tersangka dipukulkan tiga kali di bagian leher belakang sehingga korban tersungkur, sudah tidak bergerak selanjutnya dibawa ke mobil dan dicekik," lanjutnya.
Ia menyebut, lokasi eksekusi itu kerap digunakan untuk ritual pada malam hari. Sayudi yang sudah survei lokasi itu mengeksekusi korban pada sore hari.
"Jadi sudah ada niatan dan sudah direncanakan dari awal untuk membunuh korban," ungkapnya.
"Tersangka sudah survei dari awal di beberapa lokasi. Makanya dia tahu memang sudah ada potongan kayu banyak di situ," lanjutnya.
Sempat Ajak Paranormal
Budi juga mengungkap pelaku sempat mengajak paranormal dalam aksinya. Namun paranormal itu takut dan kabur.
"Ada paranormal, satu orang yang namanya Pak Aok, dia saksi karena pada saat mau menguburkan, dia ditelepon, diajak, tapi dia kabur, tidak mau," kata Budi.
"(Dia tahu proses pembunuhan?) Tidak tahu, dia kan setelah dieksekusi baru ditelepon, makanya dia tidak tahu," lanjutnya.
Korban Ditemukan Tewas Usai 20 Hari Hilang
Sebelumnya diberitakan, pengacara sekaligus anggota DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Purwokerto, Aris Munadi, ditemukan tewas dan dikubur secara tidak wajar di kawasan hutan jati Desa Kubangkangkung, Kawunganten, Cilacap. Aris dilaporkan hilang kontak sejak 22 November lalu.
Kasat Reskrim Polresta Cilacap, Kompol Guntar Arif Setyoko, mengatakan mayat korban ditemukan pada Kamis (11/12) dini hari dalam kondisi tertimbun tanah sedalam sekitar satu meter. Penemuan ini hasil dari analisis tim Sat Reskrim Polresta Banyumas setelah korban dilaporkan hilang oleh istrinya pada bulan lalu.
"Korban dikubur sudah dua mingguan lebih. Yang menemukan pertama kali dari kita, tim gabungan, setelah kami melakukan analisa. Dari hasil analisa tersebut, kami saat ini memeriksa beberapa orang sebagai saksi," kata Guntar saat ditemui wartawan, Kamis (11/12/2025).
(afn/dil)











































