Pengakuan Pemabuk Pembuat Onar di Warung Pati: Beli Rica-rica Tak Dilayani

Pengakuan Pemabuk Pembuat Onar di Warung Pati: Beli Rica-rica Tak Dilayani

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 25 Okt 2025 15:27 WIB
Pengakuan Pemabuk Pembuat Onar di Warung Pati: Beli Rica-rica Tak Dilayani
H, salah satu pelaku perusakan dan dugaan pelecehan pemilik warung rica-rica saat memberi keterangan di Polresta Pati, Sabtu (25/10/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Tiga orang yang berbuat onar dan diduga melecehkan pemilik warung rica-rica di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jakenan, Pati, ditangkap. Begini pengakuan para pelaku di hadapan polisi.

Ketiga pelaku berinisial H, MLS, dan HR. Mereka warga Jakenan Pati. Mereka diamankan pada Kamis (23/10/2025) lalu, dan saat ini telah ditahan di ruang tahanan Polresta Pati.

Salah satu pelaku, H, mengungkapkan saat kejadian pada Kamis (16/10) malam lalu, awalnya ingin membeli es dan rica-rica. Mereka datang dengan kondisi mabuk minuman keras. Dia juga datang membawa minuman keras ke warung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cerita awal mulanya kami datang ke warung untuk membeli es dan rica, tapi juga sudah mabuk waktu itu. Juga ada bawa minuman dari luar," kata H saat dihadirkan di Polresta Pati, Sabtu (25/10).

ADVERTISEMENT

Ia mengaku sesampai di warung dia langsung tidur. Dia terbangun setelah temannya, inisial HR, marah-marah. Ternyata HR marah karena mengaku tidak dilayani oleh pemilik warung.

"Terus sampai di situ, setelah duduk di luar tidur saya tidak tahu. Setelah itu terbangun ada air kena muka saya," terang dia.

"Kemudian teman saya HR sudah marah-marah. Saya tanya kenapa marah, jawabannya mau beli rica-rica tidak dilayani," dia melanjutkan.

Dia mengaku terbangun dan meminta kepada pemilik warung melayani pembeli.

"Kemudian saya ngomong kepada mbak-mbak jilbab merah itu, kalau masih buka silakan dilayani, kalau tidak ya tutup. Saya begitu," ujarnya.

H menuturkan, temannya berinsial HR terus marah meskipun warungnya telah ditutup. Bahkan mereka merusak pintu, meja dan kursi yang ada di luar warung.

"Setelah itu kejadian pintu ditutup, saya di luar, sementara HR masih marah. Terus dia melempar kursi dan meja dan mukul pintu dengan cor yang ada di pinggir jalan," jelasnya.

H sendiri mengaku sempat marah. Dia mengakui sebagai sosok pria yang terekam CCTV tidak memakai baju.

"Yang nggak pakai baju saya. Saya minta kejelasan tidak dilayani, terus saya marah, meja saya dorong dengan kaki, tidak ada tanggapan saya dorong pakai tangan baru yang lain keluar," jelasnya.

Setelah kejadian ini, H bersama teman-temannya bersembunyi di rumah keluarga. Namun ternyata aksi mereka terekam CCTV dan viral di media sosial. H mengaku tertekan dan akhirnya memilih menyerahkan diri kepada polisi untuk bertanggung jawab.

"Habis kejadian, saya dengan teman-teman sembunyi di rumah keluarga. Setelah ada berita viral, saya dan teman-teman ada tekanan psikis karena banyak netizen yang komentar, terus saya berinisiatif mengajak teman-teman untuk mempertanggungjawaban perbuatannya kita, karena kita laki-laki," kata dia.

Terkait dugaan pelecehan, pelaku H membantahnya. Menurutnya tidak ada pelaku yang melakukan pelecehan kepada korban.

"Saya rasa tidak ada, kalau tidak ada di CCTV ada semua," jelasnya.

Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Heri Dwi Utomo, menjelaskan ketiga pelaku memiliki peran masing-masing saat membuat onar di warung.

"Ketiga pelaku adalah H berperan mendorong meja dengan kaki, MLS berperan melempar kursi, dan HR dan melempar di pintu. Kita sudah cek TKP ada pintu jebol," jelasnya ditemui di Polresta Pati.

Polisi masih mendalami keterlibatan pelaku lainnya. "Sementara tiga pelaku, pelaku lain kita dalami," jelasnya.

Ketiga pelaku kini telah ditahan oleh polisi di ruang tahanan Polresta Pati. Ketiga pelaku terancam kurungan penjara 7 tahun.

"Pasal 170 KHUPidana dengan ancaman 7 tahun," pungkas dia.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads