Polisi sudah mengantongi identitas pemabuk yang bikin onar dan melecehkan pemilik warung di Pati. Kelima pelaku kini diburu.
"Pelaku sudah kami kantongi identitas, tapi masih dalam pemeriksaan lebih lanjut," kata Kapolsek Jakenan, AKP Agus Arifin dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).
Tak hanya itu, polisi juga sudah mencatat ciri-ciri para pelaku. Seperti dalam rekaman CCTV, salah satu pelaku bertubuh gendut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah mengantongi ciri-ciri para pelaku, di antaranya satu berbadan gendut tanpa baju dan satu lagi berambut pirang. Tim kami sedang melakukan penelusuran," kata Agus.
Agus menjelaskan peristiwa tersebut terjadi di warung rica-rica pada Kamis (16/10) pukul 01.30 WIB. Aksi perusakan itu terjadi karena para pelaku tidak terima karena warung telah tutup dan menolak melayani pesanan.
"Ketika ada pelayanan melayani empat pelanggan. Tiba-tiba datang lima pemuda dalam kondisi mabuk. Salah satu di antaranya langsung tidur di kursi, sementara seorang lainnya-berbaju hitam dan membawa tas selempang-meminta saksi duduk bersama mereka sambil bertingkah tidak sopan," terang dia.
Pelayan warung menolak melayani karena sudah malam dan kondisi toko hendak tutup. Namun, penolakan itu justru memicu kemarahan para pelaku.
"Pelaku yang berbaju hitam langsung melempar kursi hingga pecah, sedangkan pelaku lain mendorong meja sampai barang-barang berjatuhan," kata dia.
![]() |
Menurutnya, setelah melempar kursi dan mendorong meja, para pelaku semakin beringas. Mereka meludahi penjaga warung dan melemparkan pembatas jalan berbahan cor ke arah pintu warung yang telah ditutup. Lemparan keras itu menyebabkan pintu besi penyok dan meja kayu rusak parah.
"Selain kursi dan meja rusak, pelaku juga melempar batu ke arah pintu ruko. Tindakan itu sangat membahayakan karena dilakukan di area pemukiman warga," ujar Agus.
Kasus ini pun sudah dilaporkan ke Polsek Jakenan dan ditindaklanjuti dengan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi mengamankan barang bukti berupa kursi plastik pecah, meja kayu jati rusak, serta pembatas jalan dari bahan cor.
"Kami sudah memeriksa korban dan saksi, serta mengumpulkan bukti di lapangan. Dugaan sementara, para pelaku marah karena tidak terima warung ditutup saat mereka datang dalam kondisi mabuk," jelas AKP Agus Arifin.
Diberitakan sebelumnya, pemilik warung, AN menjelaskan kejadian ini terjadi sepekan yang lalu tepatnya pada Kamis (16/10) lalu. Namun dia baru berani memviralkan kejadian tersebut di media sosial.
Dia menceritakan kejadian bermula saat ada sekelompok orang diduga sedang mabuk datang ke warungnya. Sekelompok orang itu kemudian mencoba memancing emosi pelanggan lainnya yang ada di warung.
"Awalnya orang-orang itu datang ke warung saya, bawa minuman keras dari luar, mancing emosi pelanggan saya. Mulai dari lepar kacang dan lepar topi . Tapi pelanggan saya yang di dalam warung tidak merespons," kata Ani saat dihubungi siang ini, Kamis (23/10).
Lebih lanjut, untuk menghindari keributan adiknya berusaha menutup warung. Namun, gerombolan orang tidak dikenal itu justru marah-marah. Bahkan adiknya mendapatkan perilaku yang kurang pas hingga mendapatkan pelecahan.
"Adik saya mau nutup warung tidak di bolehin. Mereka ngamuk, adik saya ditarik jilbabnya, diludahi, pas adik saya duduk pantatnya dipegang. Dan ada pelaku yang di dalam warung yang orang e gendut malah bikin rusuh di dalam warung," jelasnya.
(ams/afn)