Sopir sebuah bank pelat merah cabang Wonogiri, Anggun Tyas, berniat mendirikan usaha bank plecit di Kabupaten Gunungkidul, DIY, usai menggondol duit Rp 10 miliar milik perusahaan tempat kerjanya. Tak hanya itu, Anggun juga hendak membuka rental mobil selama masa pelariannya tersebut.
Anggun melancarkan aksinya menggondol uang Rp 10 miliar itu pada Senin (1/9) saat hendak mengambil uang Rp 11 miliar di Solo. Anggun dan sejumlah penumpang lainnya hendak mengambil uang menggunakan satu unit mobil.
Tiba di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, mereka mengambil uang Rp 6 miliar. Sisa kekurangan uang itu diambil di Kantor Bank Jateng Cabang Solo di Jalan Slamet Riyadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena keadaan keuangan juga tidak ada, akhirnya Rp 6 miliar distok dari BI, setelah mengambil dengan metode SOP yang sudah dilaksanakan kekurangannya sebesar Rp 5 miliar diambil di bank cabang Solo. Pada saat itu tersedia sekitar 4 miliar, sudah di-loading sesuai SOP yang ada," kata Kasat Reskrim Polresta Solo, AKP Prastiyo Triwibowo saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Rabu (3/9).
Saat menanti kekurangan Rp 1 miliar, Anggun memindahkan mobil itu ke parkiran.
"Menanti kecukupan kekurangan uang Rp 1 miliar tersebut, dan ada pengamanan dari personel dalam keadaan buang air ke toilet, sehingga setelah dikabari dikira bergeser parkir, saat dihubungi sudah tidak ada jawaban atau respons," jelas Prastiyo saat itu.
Saat itu, Anggun kabur ke Gunungkidul selama sepekan. Akhirnya, polisi menangkap Anggun pada Senin (8/9).
Persiapan Bikin Bank Plecit
Katim Resmob Polda Jawa Tengah (Jateng), AKP Rio Adi Putra, menerangkan Anggun bersiap untuk mendirikan bank plecit di Gunungkidul dengan membeli sejumlah kendaraan.
Rencananya, kendaraan tersebut akan digunakan tersangka lainnya dalam kasus tersebut, Dwi Sulistyo alias Oyi, untuk merekrut orang yang dipekerjakan sebagai penagih.
"Rencananya pelaku (Anggun) mau jadi bos pinjaman-pinjaman di kampung. Si Oyi awalnya mau jadi kurirnya yang nagih, bosnya Si Anggun," kata Rio saat dihubungi detikJateng, Jumat (12/9/2025).
"Motor-motor itu rencananya untuk pegadaian. Dwi rencananya mau narik orang-orang lagi untuk jadi penagih uang (pinjaman)," lanjutnya.
Rio menyebut Anggun sempat membeli rumah di Gunungkidul seharga Rp 140 juta dengan bantuan Dwi. Dipilihnya rumah tersebut lantaran berada di area blank spot alias tanpa sinyal sehingga membuatnya sulit terlacak.
"Harga beli rumah itu Rp 140 juta, habis itu dia renov rumah itu. Habis Rp 300 juta karena beli rumah, beli mobil, motor empat, dia kasih ke orang. Termasuk dia beli HP dengan harga fantastis, nggak ada tawaran dan lain-lain karena posisi kartu itu sudah termasuk, nggak perlu register," urainya.
Hendak Buka Rental Mobil
Tak hanya membangun bank plecit, Anggun juga hendak membuka rental mobil usai membawa lari uang Rp 10 miliar. Usaha tersebut rencananya bakal dijalankan Anggun di Pejaten, Panggang, Gunungkidul.
Menurut keterangan saudara pemilik rumah yang dibeli Anggun, Sarwanto (30), tersangka pernah mengajak ngobrol ayahnya. Dia menyebut Anggun hendak menetap di Pejaten karena berencana bakal membuka rental mobil.
"Dia (Anggun) cerita kalau mau buka rental mobil dan mau membangun garasi," katanya saat ditemui di Pejaten, Panggang, Gunungkidul, Selasa (9/9), dilansir detikJogja.
Untuk membuka garasi mobil rental, Sarwanto mengatakan, Anggun akan meratakan bukit menggunakan eskavator di selatan rumah.
"Karena mengakunya ke itu dia punya mobil 300 unit dan butuh garasi besar," ujarnya.
Bahkan, Anggun juga sempat menanyakan perihal keamanan kepada ayah Sarwanto.
"Sempat ngobrol sama bapak saya, dan tanya aman tidak, terus dijawab bapak saya aman. Tapi kalau orang yang niatnya jahat biasanya tidak bisa keluar dari sini atau pasti terungkap kejahatannya," katanya.
Tak sempat mewujudkan semua keinginannya, Anggun pun berakhir ditangkap polisi pada Senin (8/9) pagi.
"Tapi ya belum jadi malah tertangkap polisi," terang Sarwanto.
(apu/apu)