Sejumlah fakta baru terungkap dalam kasus pencurian uang Rp 10 miliar yang dilakukan Anggun Tyas. Dari hasil pemeriksaan diketahui, aksi tersebut ternyata sudah direncanakan Anggun sejak beberapa bulan yang lalu. Berikut fakta-fakta baru kasus tersebut.
Rencanakan Sejak Juni
Sebelumnya, dalam pengakuannya, Anggun menyebut jika aksinya itu dilakukan secara spontan. Tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan lagi, diketahui bahwa Anggun sudah merencanakannya sejak beberapa bulan sebelumnya.
Hal itu diungkapkan Katim Resmob Polda Jateng, AKP Rio Adi Putra. Ia mengatakan, Anggun memang sudah menunggu momen tepat. Begitu ada kesempatan saat ditinggal petugas ke toilet, ia langsung kabur membawa uang bank senilai Rp 10 miliar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang sebelumnya sudah direncanakan sama dia, sudah dari bulan 6 dia rencana ambil uang. Tapi belum ada kesempatan. Nah, kemudian dia kabur lah bawa mobil ini sama uang," kata Rio saat dihubungi detikJateng, Jumat (12/9/2025).
"Dari pihak polisi dan BPD nggak curiga karena dia sering bawa mobil untuk cari parkiran, ditelepon nggak diangkat. Kebiasaannya kan ketiduran atau gimana, jadi belum curiga," lanjutnya.
Diceritakan Kepada Adik
Rencana pencurian uang itu ternyata pernah diungkapkan Anggun kepada sang adik. Dan sang adik pun memperingatkan Anggun jika mencuri uang maka akan diputus tali kekeluargaannya.
Agus, rekan Anggun yang sempat disinggahi usai membawa kabur uang miliaran, juga disebut mengetahui hal tersebut dari adik Anggun.
"Yang tahu (rencana pencurian) itu cuma adiknya si tersangka (Anggun). Tapi adik tersangka ngomong sama Agus waktu bulan 6 itu juga. 'Kalau Mas nyuri uang nggak usah anggap keluarga lagi', gitu bahasanya," ungkap Rio.
Uang Dipindahkan di Jogja
Anggun kemudian meminta Agus mencarikan mobil dan tempat jual-beli HP. Namun Agus tak menemukan mobil, sehingga ia kembali diantar sopir Maxim menuju gereja dan dijemput tersangka Dwi Sulistyo atau Oyi.
"Dari situ sopirnya udah nggak tahu lagi, karena sudah dibawa pakai mobil rentalan di Jogja. Ternyata dianterin ke kosan Oyi di Jogja, uangnya baru dipindahin," jelasnya.
Uang itu kemudian dipakai untuk membeli rumah di kawasan pelosok Gunungkidul seharga Rp 140 juta yang ditempati bersama Dwi, pacar Dwi, dan ibu pacar Dwi. Rumah itu dipilih karena berada di lokasi blank spot alias tak ada sinyal, agar sulit dilacak.
"Rumah yang di Gunungkidul yang nggak ada sinyal itu dicariin sama temannya Oyi. Oyi tahu titik-titik yang mana aja yang blank spot. Jadi memang dicariin rumah yang nggak ada penduduknya. Belakang, kiri, kanannya, itu hutan," ungkapnya.
"Supaya nggak terlacak sama orang-orang kampung. Karena metode tersangka ini setiap beli HP, HP-nya itu dibuang, dikasih ke orang, beli lagi HP, ketemu orang dikasih lagi, udah kayak bos," tuturnya.
Rencana Buka Simpan Pinjam
Kedua tersangka juga berencana membuka usaha simpan pinjam kepada warga kampung. Tersangka Dwi bahkan telah berencana merekrut orang baru sebagai penagih.
"Rencananya pelaku mau jadi bos pinjaman-pinjaman di kampung. Si Oyi awalnya mau jadi kurirnya yang nagih, bosnya Si Anggun. Motor-motor itu rencananya untuk pegadaian," lanjutnya.
"Peran Oyi gede banget, dia tahu uang itu dari mana, dia ikut ngebantu membeli kendaraan, mobil, motor, ikut cariin atas nama Oyi. Makanya yang satu orang kita tangkap itu yang cuma nunjukin beli rumah, belum berani menetapkan tersangka," lanjutnya.
Royal Bagi-bagi Tip Jutaan Rupiah
Rio mengatakan, Anggun juga sempat menghamburkan uang hasil curian untuk membeli rumah, kendaraan, dan membagi tip jutaan rupiah kepada orang-orang yang membantu.
"Anggun itu orangnya royal. Sekali disuruh, dikasih Rp 3,5 juta. Beli motor, itu ada yang seharga Rp 15 juta, motor second," tuturnya.
"Dwi sering dapat (imbalan dari Anggun), nominalnya fantastis Rp 3-5 juta. (Rumah dan mobil?) Itu yang rumah atas nama Dwi, mobil rencananya untuk Dwi nganterin Anggun," lanjutnya.
Tak hanya itu, sopir taksi online yang sempat mengantarnya dari Colomadu usai mengambil uang Rp 10 miliar dari bank juga kecipratan uang puluhan juta. Anggun memintanya mengantar dari Colomadu, Kabupaten Karanganyar menuju kos milik temannya bernama Agus.
"Anggun telpon temannya, mungkin Oyi, minta tolong pesenin Maxim, ternyata pesanannya offline. Dibawalah jalan-jalan sampai sopir Maxim juga bingung ini mau ke mana. Ternyata pas sampai sana sopir Maxim diantar ke rumah Agus, temannya tersangka juga," ungkapnya.
"Sopir Maxim itu dia nggak tahu uang asalnya dari mana, dikasih uang Rp 10 juta sama Anggun, terus dikasih HP. Tapi dia memang bantuin angkat-angkat uang," lanjut Rio.
(apl/dil)