Anggun Hidup Royal Usai Gondol Rp 10 M, Mau Jadi Bos Pinjaman di Gunungkidul

Anggun Hidup Royal Usai Gondol Rp 10 M, Mau Jadi Bos Pinjaman di Gunungkidul

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 12 Sep 2025 11:54 WIB
Konferensi pers ungkap kasus penggelapan uang di Mapolda Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Selasa (9/9/2025).
Anggun (kanan) dan Dwi (kiri) saat dihadirkan di Mapolda Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Selasa (9/9/2025). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Polisi menyebut Anggun, sopir bank yang membawa kabur uang Rp 10 miliar hidup royal dan kerap membagi-bagikan uangnya. Ia dan tersangka Dwi Sulistyo alias Oyi bahkan punya rencana membuka usaha pinjaman di kampung barunya di Gunungkidul.

Hal tersebut disampaikan Katim Resmob Polda Jateng, AKP Rio Adi Putra. Anggun bahkan telah membeli beberapa kendaraan yang rencananya oleh Dwi akan digunakan untuk orang-orang yang direkrut sebagai penagih.

"Rencananya pelaku (Anggun) mau jadi bos pinjaman-pinjaman di kampung. Si Oyi awalnya mau jadi kurirnya yang nagih, bosnya Si Anggun," kata Rio saat dihubungi detikJateng, Jumat (12/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Motor-motor itu rencananya untuk pegadaian. Dwi rencananya mau narik orang-orang lagi untuk jadi penagih uang (pinjaman)," lanjutnya.

Ia mengatakan, Anggun juga sempat menghamburkan uang hasil curian untuk membeli rumah, kendaraan, dan membagi tip jutaan rupiah kepada orang-orang yang membantu.

ADVERTISEMENT

"Anggun itu orangnya royal. Sekali disuruh, dikasih Rp 3,5 juta. Beli motor, itu ada yang seharga Rp 15 juta, motor second," tuturnya.

"Dwi sering dapat (imbalan dari Anggun), nominalnya fantastis Rp 3-5 juta. (Rumah dan mobil?) Itu yang rumah atas nama Dwi, mobil rencananya untuk Dwi nganterin Anggun," lanjutnya.

Tak hanya itu, sopir taksi online yang sempat mengantarnya dari Colomadu usai mengambil uang Rp 10 miliar dari bank juga kecipratan uang puluhan juta. Anggun memintanya mengantar dari Colomadu, Kabupaten Karanganyar menuju kos milik temannya bernama Agus.

"Anggun telpon temannya, mungkin Oyi, minta tolong pesenin Maxim, ternyata pesanannya offline. Dibawalah jalan-jalan sampai sopir Maxim juga bingung ini mau ke mana. Ternyata pas sampai sana sopir Maxim diantar ke rumah Agus, temannya tersangka juga," ungkapnya.

"Sopir Maxim itu dia nggak tahu uang asalnya dari mana, dikasih uang Rp 10 juta sama Anggun, terus dikasih HP. Tapi dia memang bantuin angkat-angkat uang," lanjut Rio.

Untuk bersembunyi, Anggun kemudian membeli rumah di pelosok Gunungkidul seharga Rp 140 juta yang telah dicarikan oleh tersangka Dwi. Lokasi rumah itu dipilih karena blank spot alias tanpa sinyal, sehingga sulit dilacak.

"Harga beli rumah itu Rp 140 juta, habis itu dia renov rumah itu. Habis Rp 300 juta karena beli rumah, beli mobil, motor empat, dia kasih ke orang. Termasuk dia beli HP dengan harga fantastis, nggak ada tawaran dan lain-lain karena posisi kartu itu sudah termasuk, nggak perlu register," urainya.

Tak hanya itu, Anggun sempat menggelar selamatan di rumah barunya bersama pacar dan ibu Dwi. Acara ini dihadiri warga sekitar agar keberadaan mereka tak menimbulkan curiga.

"Tetangga seputar rumah yang diundang (selamatan) delapan orang, pun satu kampung itu memang isinya delapan orang. Karena jalan lumayan jauh, pelosok," tutur Rio.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi saat Bank Jateng Cabang Wonogiri hendak mengambil uang Rp 11 miliar di Solo pada Senin (1/9). Pengambilan uang dilakukan menggunakan satu mobil yang dikendarai oleh Anggun dengan beberapa penumpang lain.

Sesampainya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, mereka mengambil uang Rp 6 miliar. Kemudian mereka bertolak ke Kantor Bank Jateng Cabang Solo di Jalan Slamet Riyadi untuk mengambil kekurangan uang.

"Karena keadaan keuangan juga tidak ada, akhirnya Rp 6 miliar distok dari BI, setelah mengambil dengan metode SOP yang sudah dilaksanakan kekurangannya sebesar Rp 5 miliar diambil di bank cabang Solo. Pada saat itu tersedia sekitar 4 miliar, sudah di-loading sesuai SOP yang ada," kata Kasat Reskrim Polresta Solo, AKP Prastiyo Triwibowo saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Rabu (3/9).

Karena masih menunggu kekurangan uang Rp 1 miliar, akhirnya mobil yang dikendarai pelaku bergeser ke parkiran.

"Menanti kecukupan kekurangan uang Rp 1 miliar tersebut, dan ada pengamanan dari personel dalam keadaan buang air ke toilet, sehingga setelah dikabari dikira bergeser parkir, saat dihubungi sudah tidak ada jawaban atau respons," jelas Prastiyo saat itu.




(aku/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads