Detik-detik Penembakan Tewaskan Gamma dalam Kesaksian Robig

Round-Up

Detik-detik Penembakan Tewaskan Gamma dalam Kesaksian Robig

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 18 Jun 2025 07:01 WIB
Terdakwa Robig saat memberi keterangan di hadapan hakim PN Semarang, Selasa (17/6/2025).
Terdakwa Robig saat memberi keterangan di hadapan hakim PN Semarang, Selasa (17/6/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Solo -

Robig Zaenudin terdakwa kasus penembakan yang menewaskan pelajar Semarang bernama Gamma menyampaikan kesaksiannya dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Robig menceritakan detik-detik peristiwa itu.

Diketahui penembakan itu terjadi di Kalipancur, Ngaliyan, Semarang pada Minggu (24/11) dini hari. Robig saat itu merupakan anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang.

Dalam kesaksiannya, Robig mengatakan saat itu ia baru pulang kerja di Polrestabes Semarang sekitar pukul 22.35 WIB dan hendak menuju rumah orang tuanya di dekat tempat kejadian perkara (TKP), Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pulang lengkap membawa senjata api pribadi, saya kasih di pinggang," kata Robig saat ditanya Jaksa Penuntut Umum (JPU), Sateno, Selasa (17/6/2025).

Berawal dari Lihat Iring-iringan Motor

Robig menceritakan bahwa penembakan itu berawal saat dirinya melihat iring-iringan motor yang menurutnya mencurigakan. Salah satu motor itu disebut mengambil jalurnya dan jalur motor lainnya.

ADVERTISEMENT

"Di depan, ada lampu sepeda motor yang ambil jalur saya, di depan sudah ada motor yang jalurnya diambil, motor itu menghindar turun ke bahu jalan. Sedangkan motor itu tetap melaju ke saya sehingga saya turun ke bahu jalan," tuturnya.

"Saya lihat, sepeda motor nomor dua bawa sajam, melihat sajam saya berdiri menoleh ke belakang, saat itu saya lihat motor nomor dua mengayunkan sajam ke sepeda motor nomor 1. Kemudian melintas motor tiga dan empat," lanjutnya.

Momen Robig Turun dan Keluarkan Pistol

Usai melihat kejadian itu, Robig lalu putar balik dan berhenti di depan Alfamart Kalipancur yang merupakan TKP. Ia lalu menuju ke tengah jalan dan mengeluarkan senjata api.

Robig mengaku telah melaksanakan prosedur dengan berteriak bahwa dirinya merupakan polisi. Dia juga mengaku sempat melepaskan tembakan peringatan.

"Saya jalan ke tengah, saya tembak peringatan, jarak antara 10-15 meter ke arah jam sebelas sekali, saya teriak 'polisi!' tapi tetep melaju malah tambah kencang. Saat dekat saya, saya suruh berhenti, kemudian tetap melaju dan mengacungkan sajam," paparnya.

Terdakwa Robig Zaenudin di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Kecamatan Semarang Barat, Selasa (17/6/2025).Terdakwa Robig Zaenudin di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Kecamatan Semarang Barat, Selasa (17/6/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Lepas 4 Tembakan

Menurut Robig, setelah tembakan peringatan tak diindahkan, ia lalu melepaskan tembakan kedua hingga keempat. Dua tembakan disebut mengarah ke bawah, sementara tembakan terakhir mengarah ke depan.

"Saya tembak ke bawah, ke sepeda motor nomor dua. Kemudian melintas nomor ketiga saya tembak juga ke arah bannya. Kemudian badan saya hadap ke kiri sudah ada motor nomor empat mau nabrak saya," ungkapnya.

"Saya mundur, saya satu langkah mundur, saya sampai jatuh. Motor keempat melintas itu sudah di depan saya dan pembonceng di belakang mengacungkan sajam ke saya," lanjutnya.

Jaksa lantas mencecar Robig yang malah menembakkan peluru ke arah badan dan mengenai korban. Namun, Robig bersikukuh dirinya menembakkan ke arah kaki para penumpang sepeda motor.

"Saya arahnya ke kaki, mungkin karena hentakkan dari senjata, karena saya kan double action, single action, jadi ada hentakannya. Saya tembak empat kali. Setelah saya tembak yang keempat, sepeda motor nomor empat melintas, saya lihat pembonceng tangannya megang pengemudi dan melihat saya, mengacungkan sajam," urainya.

Ngaku Tak Tahu Korban di Bawah Umur

Robig mengaku menyesal keputusannya melepas tembakan telah menewaskan Gamma. Robig juga mengklaim tak mengetahui bahwa mereka itu masih anak-anak.

Jaksa kemudian bertanya mengapa Robig tetap menembakkan peluru sebanyak empat kali kepada anak-anak itu. Namun, Robig mengklaim dirinya tak mengetahui bahwa mereka masih anak-anak.

"(Merasa bersalah?) Kalau menyesal saya menyesal karena tindakan dan keputusan menyebabkan adanya korban," kata Robig.

Sempat Sisir TKP dan Antar Korban ke RS

Robig mengatakan dirinya sempat kembali menyisir TKP. Hal itu terjadi usai dirinya mendapat informasi adanya korban tembak.

"Saya berpapasan motor yang dikendarai tiga orang, saya putar balik terus beriringan. Saya tanya kenapa, mereka bilang ada yang kena tembak," ungkapnya.

Robig kemudian mengecek luka di tubuh dan menyebut dirinya mengantar ketiga orang tersebut ke RSUP Dr Kariadi. Ia lalu masuk ke IGD dan menyerahkan korban ke dokter jaga. Ia mengaku sempat ditanya mengapa korban ditembak.

"Saya keluar ditanya 'kok ditembak?' saya jawab tadi bawa sajam. Saya bilang sekuriti, 'saya titip, saya mau lapor ke Polrestabes'," jelasnya.

Setelah lapor ke Polrestabes, Robig mengaku kembali ke RS bersama piket Reskrim. Kedua orang teman Gamma diamankan dan dibawa menuju TKP untuk mencari sajam yang katanya dibuang.

"Saat itu saya kira begal, karena ngejar, mbacok. Saya duga rombongan motor itu mau melakukan kekerasan," ujarnya.

Saat ikut mencari sajam, kata Robig, ia dihubungi dan diberitahu bahwa Gamma telah meninggal di RSUP Dr Kariadi.




(afn/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads