Tiga bocah SD di Gresik yang nyaris dimassa usai mencuri motor mengaku ke polisi bahwa mereka sudah empat kali beraksi. Polisi juga mengungkap bahwa mereka mengaku cari uang untuk bersenang-senang main arkade atau mesin gim yang dioperasikan dengan koin.
Dilansir detikJatim, kasus pencurian motor itu ditangani Sat Reskrim Polres Gresik. Ketiga pelaku berinisial F (12), HR (9), dan HR (10). Mereka diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Untuk mendalami kasus pencurian tersebut, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap para orang tua ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kita panggil orang tua ketiga ABH, dan kita sudah lakukan pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni kepada detikJatim, (19/3/2025).
Abid menjelaskan, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa kedua orang tua FM dan HR memang sudah berpisah. Anak itu disebut mengalami kehidupan yang keras tanpa kasih sayang seorang ibu.
"Pola asuh yang keras dan tidak ada peran ibu di keluarga (ayah dan ibu telah bercerai). Jadi tidak benar jika ada berita diperintah ayahnya untuk mencuri," ucap Abid.
Menurut Abid, pihak orang tuanya sudah lelah dengan kelakuan anaknya. Sebab, ketiganya melakukan aksi pencurian berkali-kali.
"Ada yang dilakukan di Pondok, lingkungan rumahnya, hingga pindah sekolah 3 kali. Sampai putus sekolah. Orang tuanya pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa dengan kebiasaan ABH ini," ujar Abid.
Abid mengatakan, ABH tersebut melakukan pencurian atas inisiatif sendiri.
"Tidak ada yang menyuruh, mereka ini dengan polos menjual motor hasil curiannya sebesar Rp 150 ribu untuk main Timezone dan jalan-jalan ke Surabaya," ungkap Abid.
Abid menambahkan, dari hasil pemeriksaan psikologi yang dilakukan Unit PPA, ketiganya mengalami broken home. Mereka disebut mengalami pola asuh yang keras tanpa kehadiran ibu.
"ABH ini mengalami broken home, sehingga mereka mencari uang dengan cara yang salah untuk bersenang-senang main di Timezone," pungkas Abid.
(dil/rih)