Polisi masih mendalami pencurian sepeda motor yang dilakukan tiga bocah SD di Gresik. Termasuk, melakukan pemeriksaan terhadap para orang tua ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) tersebut.
"Sudah kita panggil orang tua ketiga ABH, dan kita sudah lakukan pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni kepada detikJatim, (19/3/2025).
Abid menjelaskan dari hasil pemeriksaan, memang kedua orang tua FM dan AR memang sudah berpisah. Ia mengalami kehidupan yang keras karena tidak ada kasih sayang seorang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pola asuh yang keras dan tidak ada peran ibu di keluarga (ayah dan ibu telah bercerai). Jadi tidak benar jika ada berita diperintah ayahnya untuk mencuri," tambah Abid.
Bahkan, lanjut Abid, dari hasil pemeriksaan, orang tuanya juga sudah pasrah dan lelah dengan kelakuan anaknya. Sebab, ketiganya melakukan aksi pencurian berkali-kali.
"Ada yang dilakukan di Pondok, lingkungan rumahnya, hingga pindah sekolah 3 kali. Sampai putus sekolah. Orang tuanya pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa dengan kebiasaan ABH ini," lanjut Abid.
Abid menambahkan ABH tersebut melakukan pencurian atas inisiatif sendiri. Ketiganya menjual motor tersebut untuk bermain di arkade dan jalan-jalan ke Surabaya.
"Tidak ada yang menyuruh, mereka ini dengan polos menjual motor hasil curiannya sebesar Rp 150 ribu untuk main Timezone dan jalan-jalan ke Surabaya," tutur Abid.
Para ABH itu, lanjut Abid, telah mengalami pola asuh yang keras tanpa kehadiran ibu. Dari hasil psikologi yang dilakukan Unit PPA, ketiganya mengalami broken home.
"ABH ini mengalami broken home, sehingga mereka mencari uang dengan cara yang salah untuk bersenang-senang main di Timezone," pungkas Abid.
(hil/iwd)