Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto menyatakan akan memproses sesuai yang disampaikan oleh Kapolrestabes Semarang maupun Kabid Propam Polda Jateng.
"Kita akan memproses sesuai dengan apa yang sudah disampaikan Kapolrestabes maupun Kabid Propam," kata Artanto kepada wartawan di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Rabu (4/12/2024).
"Intinya ada dua kejadian tawuran atau kenakalan remaja, kemudian kedua adalah proses penembakan yang dilakukan oleh anggota," sambungnya.
Ditanya kenapa ada perbedaan pernyataan dari awal mula kasus ditangani dengan pernyataan pada saat RDP Komisi III DPR RI, Artanto menegaskan perbedaan itu merupakan hal yang wajar. Sebab selama proses penyidikan ada tahap informasi awal, pendalaman, dan kesimpulan.
"Namanya proses penyidikan itu kan ada informasi awal, kemudian pendalaman dan juga ada kesimpulan, namanya dinamika suatu proses penyidikan itu ada informasi awal," jelasnya.
"Informasi awal itu kadang bisa diluruskan kembali, karena bukti fakta yang ada di lapangan ternyata demikian, oleh karena itu ada informasi awal dan ada proses penyidikan, dan proses kesimpulan," lanjutnya.
Ia mengatakan, semua informasi yang diperoleh Polda Jateng berasal dari Polrestabes Semarang. Artanto menyangkal adanya kekeliruan ataupun rekayasa dalam kasus penembakan Gamma.
"(Pengelabuan?) Tidak, semua itu berdasarkan data fakta yang ada di lapangan. Kalau info awal ternyata pada saat kita melakukan penyelidikan ada temuan hal tertentu yang sifatnya untuk meralat boleh saja," tegasnya.
"Tidak keliru, namanya perkembangan hasil penyelidikan itu kan ada temuan baru yang harus diperbaharui," lanjutnya.
Artanto meminta masyarakat untuk tidak berasumsi dalam kasus penembakan Gamma. Nantinya, semua bukti akan dibuka saat sidang etik. Termasuk sepeda motor Vario warna merah yang dipertanyakan keluarga dan bukti pembelian senjata tajam.
"Intinya kita di sini sedang memproses kasus tawuran dan kedua memproses kasus penembakan. Nanti di sidang akan terbuka semuanya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, juru bicara keluarga Gamma, Subambang mengungkap adanya kejanggalan dari kasus penembakan Gamma.
"Yang dibawa (Gamma) itu kan Vario hitam, bukan seperti yang ditampilkan dalam video, bukan," kata Subambang kepada awak media di Kota Semarang, Selasa (3/12).
"Konpers (konferensi pers) pertama itu kan diserang, setelah lihat video faktanya ini bolak-balik, jadi ini yang kami sayangkan. Dari awal harus tahu pasti dulu," tegas Subambang.
Pernyataan Gamma ditembak karena menyerang polisi itu disampaikan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat memberikan pernyataan awal. Menurut dia anggota tersebut justru diserang hingga mengeluarkan tembakan peringatan hingga akhirnya menembak ke korban.
"Ketika dua geng ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi, kemudian dilakukan upaya melerai, namun ternyata anggota polisi dilakukan penyerangan hingga dilakukan tindakan tegas," ujar Irwan kepada detikJateng di kantornya, Senin (25/11).
(afn/rih)