Ayah kandung Gamma, Andi Prabowo (44), mengungkap cerita mencari anaknya yang tewas usai ditembak polisi. Ia sempat berkeliling tengah malam saat mendengar anaknya tak kunjung pulang.
Diketahui, Gamma tewas usai ditembak anggota Satresnarkoba Aipda Robig Zaenudin, di Semarang Barat, dekat wilayah Paramount, Minggu (24/11/2024) dini hari. Andi mengaku gelisah saat anaknya yang pamit latihan silat tak kunjung pulang.
"Sabtu (23/11) itu izin latihan silat. Latihannya rutin Selasa, Kamis, dan Sabtu di Kampus Widya Usada Krapyak. Baru ikut silat Agustus, pulangnya biasanya jam 22.30-23.00 WIB," kata Andi kepada awak media di Kota Semarang, Selasa (3/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak mendengar kabar dari Gamma hingga tengah malam, ia langsung berkeliling mencari buah hatinya itu. Andi berupaya menelepon Gamma hingga puluhan kali, bahkan mendatangi lokasi tempat anaknya latihan silat.
"Syok berat. Semalaman dari jam 00.00 WIB sampai pagi, tahunya main di rumah S, Jrakah, muter ke tempat latihan. Telepon puluhan kali, ke Jalan Hanoman, Jalan Raya Jrakah, rumah S, dan (sepanjang) alur jalan itu. Cari sendirian dengan rasa waswas," sambungnya.
Dia mengaku baru mendapat kabar anaknya meninggal pada Minggu (2/12) siang. Dia pun mempertanyakan alasan pihak kepolisian tak langsung mengabari keluarga soal tewasnya Gamma.
"Setelah jadinya KTP, saya minta anak saya memasukkan KTP itu ke dompet dan memasukkan ke tas. Setahu saya KTP anak saya di dalam tas. Di rumah KTP-nya tidak ada. Tidak ada fotokopi juga, kan baru jadi beberapa hari," jelasnya.
Tas Gamma itu juga kini masih ditahan sebagai barang bukti, bersama dompet, handphone, dan motor. Dia pun tak percaya jika anaknya disebut hendak tawuran.
Andi pun terpukul saat anaknya yang selama ini giat mengikuti latihan Paskibra dan silat itu tiba-tiba dituding hendak tawuran. Apalagi, kata Andi, Gamma memiliki cita-cita ingin menjadi tentara.
"Cita-citanya jadi tentara, jadi latihan Paskibra. Orangnya baik-baik. Harapannya ya minta keadilan seadil-adilnya. Kasus ini jangan ditutup-tutupi, jangan direkayasa," harapnya.
"Saya pribadi tidak percaya (Gamma termasuk gangster). Saya tahu kepribadian anak saya. Saya sangat sakit, sangat terpukul. Sakit hati banget, sudah meninggal dunia malah difitnah," sambungnya.
Sambil menyeka air matanya, Andi menyebut istrinya baru meninggal dua tahun lalu. Belum bisa hilang dari bayang-bayang kesedihan itu, Andi masih dipaksa menerima kenyataan jika anaknya itu telah tiada.
"Ibunya meninggal dunia dua tahun lalu. Gamma SMP kelas 3, sakit ditinggal ibunya. Dalam 3 tahun ini kehilangan ibu dan Gamma," tutur Andi yang sempat meneteskan air matanya itu.
(ams/rih)