Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Ditembak Polisi, Kompolnas: Proses Transparan

Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Ditembak Polisi, Kompolnas: Proses Transparan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 28 Nov 2024 14:37 WIB
Foto Aipda R yang ditahan Polda Jateng karena tembak siswa SMK di Semarang. Diunggah Rabu (27/11/2024).
Foto Aipda R yang ditahan Polda Jateng karena tembak siswa SMK di Semarang. Diunggah Rabu (27/11/2024). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memberikan atensi terhadap insiden tewasnya siswa SMKN 4 Semarang karena ditembak polisi. Anggota Kompolnas, M Choirul Anam, meminta bila kasus tersebut diproses secara profesional dan transparan.

Menurutnya, untuk mencegah kekerasan oleh anggota kepolisian itu bisa terulang, harus ada evaluasi di badan kepolisian. Penggunaan senjata oleh anggota harus lebih diperketat.

"Untuk mencegah adanya kekerasan khususnya internal kepolisian, memang pengendalian penggunaan senjata yang melekat pada personel harus ketat," kata Choirul saat dihubungi awak media, Kamis (28/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Choirul menilai, sistem administrasi guna mengendalikan penggunaan senjata api oleh anggota kepolisian harus lebih diatur lagi waktu penggunaan dan sebagainya. Tak hanya itu, harus ada tes psikologi sebelum senjata boleh digunakan anggota.

"Tindakan pengendalian senjata yang secara personel harus ada tes psikologinya dan ada pengendalian administrasi penggunaannya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau ini bisa dilakukan, saya rasa angka kekerasan atau angka pelanggaran SOP yang dilakukan internal kepolisian akan berkurang," sambungnya.

Berkaca dari insiden tersebut, Choirul pun mengimbau jajaran kepolisian agar menindak secara tegas anggota yang terbukti melakukan kesalahan.

"Ketika ada peristiwa, segera dilakukan pemeriksaan. Kalau ada anggota yang salah ya segera diambil tindakan dengan sebuah proses yang profesional dan transparan, ini penting untuk seluruh Polda," tuturnya.

Ia mengingatkan kepada seluruh jajaran kepolisian untuk menjauhi tindak kekerasan, meski saat menyelesaikan masalah kekerasan seperti tawuran atau perkelahian.

"Tindakan pendekatan untuk menyelesaikan berbagai masalah itu salah satu perspektifnya adalah humanis. Jauhi tindak kekerasan, apalagi kalau ini sifatnya remaja," tegasnya.

"Tindakan humanis jauh lebih penting karena ini bisa melakukan pendekatan komprehensif dengan berbagai pihak," sambungnya.




(afn/apl)


Hide Ads