Pengakuan Tersangka-Saksi soal Tawuran Berujung Siswa SMK Tewas Ditembak

Pengakuan Tersangka-Saksi soal Tawuran Berujung Siswa SMK Tewas Ditembak

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 27 Nov 2024 19:43 WIB
Jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024), soal kasus tawuran berujung siswa SMKN 4 Semarang tewas ditembak polisi.
Jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024), soal kasus tawuran berujung siswa SMKN 4 Semarang tewas ditembak polisi. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Empat tersangka dan empat saksi dihadirkan dalam jumpa pers kasus tawuran yang berujung siswa SMKN 4 Semarang tewas ditembak polisi. Mereka menceritakan soal kejadian pada Minggu (24/11) dini hari itu.

Delapan remaja itu dihadirkan di lobi Mapolrestabes Semarang hari ini. Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan korban tewas inisial G (17) saat itu berboncengan tiga dengan tersangka inisial D dan R. Tersangka D duduk paling belakang, G di tengah, dan tersangka R yang mengemudi motornya.

"Betul ini kendaraanmu? Almarhum tengah? Depan R?" tanya Irwan kepada D, Rabu (27/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya," jawab D.

Jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024), soal kasus tawuran berujung siswa SMKN 4 Semarang tewas ditembak polisi.Jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024), soal kasus tawuran berujung siswa SMKN 4 Semarang tewas ditembak polisi. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng

Dalam jumpa pers itu juga diperlihatkan beberapa video seperti saat tersangka berinisial M (20) merekam kejar-kejaran di jalanan dengan membawa celurit. Lokasinya di Jalan Simongan-Untung Suropati-Candi Penataran.

ADVERTISEMENT

"Dokumen ini kita peroleh dari HP milik M, karena semua peristiwa tawuran mereka didokumentasikan," ujar Irwan.

Dalam peristiwa itu terjadi kemelut sehingga korban G ternyata membonceng tersangka yang tidak dia kenal karena dari kubu yang berbeda. Tersangka D juga mengakui kalau dirinya dari geng Seroja, namun saat itu dirinya bersama korban yang dia sebut dari geng Tanggul Pojok.

"Sebenarnya saya Seroja. Tapi nyasar," kata D.

Dalam jumpa pers itu juga ditampilkan sejumlah senjata tajam yang diamankan sebagai barang bukti.

Irwan menyebut senjata paling panjang merupakan milik korban G, tapi disita dari tersangka D karena dia yang terakhir memegangnya.

"Milik almarhum, tapi disita dari saya. Yang diseret-seret ke aspal," ujar D.

Dalam jumpa pers itu, Irwan juga menunjukkan beberapa rekaman video CCTV di lokasi kejadian, namun belum utuh karena masih penyelidikan.

"Kami sudah periksa 17 orang saksi yang terkait dan terlibat dalam tawuran tersebut. Di kesempatan ini juga kami tampilkan sejumlah bukti video CCTV fasum (fasilitas umum) di TKP dan rekaman HP yang dimiliki pelaku atas nama M," tegas Irwan.

Pengakuan Saksi

Salah satu saksi berinisial AI mengatakan dirinya diajak tawuran oleh G. Saat itu mereka ada di rumah rekannya yang berinisial F. F juga berstatus saksi. Menurut AI, dia menolak ajakan G, tapi dia diminta mengambil senjata tajam di lantai dua.

"Diajak tawuran sama G. Mau ikut tawuran? Saya bilang tidak mau. G bilang 'tolong ambilkan cebek (celurit panjang) di lantai dua'. Saya kasihkah ke G lalu saya pulang," ujar AI.
Saksi F juga mengaku diajak tawuran oleh G. F mengaku tidak terlalu kenal dengan G. F mengaku lebih kenal dengan korban tertembak lainnya yang berinisial S.

"G ke rumah saya malam Minggu jam 23.00 malam, G ajak tawuran," ujar F.

Kedua saksi itu belum sempat menjelaskan soal peristiwa penembakan yang terjadi di depan minimarket di Kala Candi Penataran. Namun salah satu saksi sempat mendengar suara tembakan.

"Saya dengar," kata F.

Untuk diketahui, G meninggal setelah ditembak Aipda R. Disebutkan, R menembak saat akan melerai tawuran namun diserang. Selain G yang tertembak pinggangnya, ada S yang tertembak di tangan kiri dan A yang terserempet peluru di dada.

G sendiri di sekolahnya dikenal baik dan berprestasi karena mengikuti Paskibra. Sejumlah ucapan duka pun datang dari berbagai penjuru bahkan di sekolahnya banyak karangan bunga.

Sementara itu Aipda R sudah dilakukan penahanan karena disebut melakukan tindakan berlebihan. Penanganan soal tembakan itu masih dilakukan Polda Jateng.




(dil/aku)


Hide Ads