Ratu Properti Vietnam Truong My Lan Divonis Mati dalam Kasus Korupsi Rp 429 T

Ratu Properti Vietnam Truong My Lan Divonis Mati dalam Kasus Korupsi Rp 429 T

Danang Sugianto - detikJateng
Rabu, 27 Nov 2024 15:15 WIB
Business woman Truong My Lan attends a trial in Ho Chi Minh City, Vietnam on Thursday, April 11, 2024. The real estate tycoon may face the death penalty if convicted of allegations that she siphoned off an amount of $12.5 billion, nearly 3 percent of Vietnams 2022 GDP, in its largest financial fraud case. (Thanh Tung/VnExpress via AP)
Potret Ratu Properti yang Dihukum Mati Atas Korupsi Rp 200 Triliun. Foto: AP/Thanh Tung.
Solo -

Truong My Lan (68) yang dikenal sebagai ratu properti di Vietnam divonis hukuman mati oleh pengadilan setempat atas kasus korupsi. Usai divonis mati, Ratu Properti Vietnam tersebut memohon kepada pengadilan untuk mengampuninya. Selain itu, Lan juga berjanji untuk mengembalikan uang yang dikorupsinya.

Dilansir detikProperti, Rabu (27/11/2024) Lan divonis bersalah awal tahun ini atas penggelapan uang dari Saigon Commercial Bank (SCB) senilai total US$ 27 miliar atau setara Rp 429 triliun (kurs Rp 15.900). Ia pun dijatuhi hukuman mati atas kasus yang merupakan kasus korupsi terbesar sepanjang sejarah.

Melansir Fortune, Rabu (27/11), Lan sudah mengajukan banding atas hukumannya di pengadilan di Kota Ho Chi Minh, dan putusannya diperkirakan akan keluar dalam beberapa hari mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pikiran saya hanyalah bagaimana membayar utang kepada SBV (Bank Negara Vietnam) dan rakyat. Saya tidak memikirkan kerugian bagi diri saya dan keluarga saya," ujar Truong dalam pernyataan terakhirnya di pengadilan.

"Mohon pertimbangkan kembali dan kurangi hukuman saya," pintanya kepada pengadilan.

ADVERTISEMENT

Sesuai hukum di Vietnam, Lan bisa saja lolos dari hukuman mati dengan catatan dia secara proaktif mengembalikan tiga perempat aset yang digelapkan dan dinilai telah bekerja sama secara memadai dengan pihak berwenang.

Akan tetapi, jaksa penuntut menilai Lan tidak memenuhi persyaratan. Selain itu jaksa berpendapat kejahatan yang dia lakukan adalah yang Terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Di antara poin-poin utama yang diperdebatkan di pengadilan yakni soal perkiraan kekayaan pribadi Lan. Lan, yang mendirikan grup pengembang real estate Van Thinh Phat, mengatakan kepada pengadilan bahwa cara tercepat untuk membayar kembali dana yang dicuri adalah dengan melikuidasi SCB, dan menjual aset perusahaan untuk membayar kembali SBV dan masyarakat.

Puluhan ribu orang yang telah menginvestasikan tabungan mereka di SCB kehilangan uang. Hal itu memicu protes langka dari para korban yang berdemonstrasi lagi pada hari Selasa lalu.

Bank sentral Vietnam menyatakan pada April lalu pihaknya memompa dana ke SCB untuk menstabilkannya, tanpa mengungkapkan berapa jumlahnya.

Selama persidangan pertamanya pada bulan April, Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan $12,5 miliar, tetapi jaksa mengatakan total kerugian yang disebabkan oleh penipuan tersebut berjumlah $27 miliar. Bayangkan angka itu setara dengan sekitar 6% dari PDB negara tersebut pada tahun 2023.




(apl/ahr)


Hide Ads