Dua pelaku pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya remaja di Kota Semarang mengungkapkan alasannya mengejar dan membacok korban. Pelaku menyebut dirinya dan korban terlibat tawuran antargeng.
Para pelaku berinisial IS (17) dan DAM (16). Keduanya dihadirkan saat rilis pers di Polrestabes Semarang. IS mengaku awalnya dia dan teman-temannya sedang nongkrong di Taman Warak Ngedhog, Jalan Pandanaran, Semarang, pada Sabtu (17/8) dini hari.
"Kita lagi habis acara 17-an di kampung nongkrong di Pandanaran. Korban (dan kelompoknya) datang tanpa janjian ngajak kayak tawuran. Lempar batu kita balas. Aku kejar sampai (daerah) Tugu aku bacok terus dia nabrak trotoar. Bacok tiga kali," kata IS di Polrestabes Semarang, Selasa (20/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu saya habis minum ciu," imbuhnya.
IS mengaku dari kelompok bernama Gangster Army. Dia emosi saat korban melintas dengan kelompoknya yang dari Gangster Senyap. Saat itu dia membawa senjata celurit yang sangat panjang. Korban yang dikejar dan terpisah dari kelompoknya itu langsung dihajar.
"Saya dapat ini (senjata) dapat dari beli online," ujarnya.
Kanit Jatanras Polrestabes Semarang, AKP Tri Harjanto mengatakan korban meninggal berinisial V (16) (sebelumnya ditulis F) mengalami luka bacokan dan sayatan di kepala dan tubuh bagian belakang. Meski sempat jatuh dari motor, luka terparah korban ada di bagian kepala.
"Luka parahnya ada di bagian kepala. Untuk korban luka kini dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang," kata Tri.
Usai kejadian polisi mendapat laporan dan langsung melakukan pengejaran. Selang tiga jam, para pelaku diamankan di daerah Gunungpati. Mereka langsung digelandang di Polrestabes Semarang.
"Kami lakukan pengejaran, tidak sampai tiga jam diamankan oleh Opsnal Jatanras. IS dan DAM ditangkap di Sekaran, Gunungpati," jelasnya.
Para pelaku kini ditangani polisi sebagai anak berhadapan dengan hukum. Mereka terancam dijerat pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
(aku/ahr)