Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
FR (30) warga Kecamatan Purworejo, tewas dengan luka lebam di bagian leher. Polisi menetapkan kekasihnya, TNR (22), sebagai tersangka kasus penganiayaan sebelum korban gantung diri.
"Korban dengan tersangka itu pacaran, pelakunya cewek korbannya laki-laki," kata Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Catur Agus Yudo Praseno saat dihubungi detikJateng, Senin (10/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catur menjelaskan pengungkapan kasus ini berawal saat pihak Polsek Purworejo Kota mendapatkan laporan adanya orang gantung diri. Petugas yang sudah berkoordinasi dengan Polres Purworejo, akhirnya meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Namun, korban sudah dibawa ke rumah duka yang tak jauh dari lokasi kejadian.
"Polsek Purworejo mendapatkan laporan adanya orang gantung diri, kemudian pihak satreskrim berkolaborasi dengan Polsek Purworejo dan inafis melakukan kroscek ke TKP. Ketika kita cek TKP ternyata jenazahnya sudah nggak ada sudah di rumah duka sudah dimandikan," jelasnya.
Ditemukan Lebam Selain Luka Gantung Diri
Untuk melakukan penyelidikan, kemudian petugas meminta izin kepada pihak keluarga. Setelah dicek, ternyata ditemukan luka lebam di sekitar leher korban. Polisi akhirnya melakukan autopsi untuk menyelidiki kasus tersebut lebih dalam.
"Akhirnya kita minta dengan baik-baik kepada pihak keluarga kita mau cek jenazahnya. Ada kecurigaan, jenazah itu ada perlukaan di leher dan perlukaannya tidak seperti orang gantung diri. Kita akhirnya melakukan penyelidikan, kita beri pemahaman kepada keluarga dan pihak keluarga mempersilakan akhirnya kita lakukan autopsi ditemukan tanda-tanda kekerasan selain akibat dari gantung diri," imbuhnya.
Pacar Jadi Tersangka
Setelah menemukan bukti adanya tanda-tanda penganiayaan, polisi kemudian menetapkan kekasih korban, TNR sebagai tersangka. Sebab, TNR mengakui sempat cekcok dan melakukan penganiayaan terhadap korban.
"Ada bukti permulaan yang cukup kemudian kita tingkatkan penyidikan dengan gelar perkara dan kita tetapkan satu orang tersangka yang kita temukan perbuatan materielnya bahwa dia sebelum korban itu diduga gantung diri ia melakukan penganiayaan terhadap korban sehingga menimbulkan bekas-bekas penganiayaan di lehernya," paparnya.
"Jadi tersangka yang pacarnya itu kita tahan karena memang melakukan penganiayaan," sambungnya.
Pemicu Bunuh Diri
Diketahui, sebelum penganiayaan terjadi, sepasang kekasih tersebut pesta minuman keras bersama dua orang temannya. Setelah itu, korban dan tersangka pulang ke rumah kontrakan. Sesampainya di kontrakan, tersangka menyampaikan jika dirinya akan kembali menjalin hubungan asmara dengan pacar lamanya.
Mendengar itu, korban tak terima dan terjadilah cekcok hingga akhirnya korban dicekik. Namun, menurut pengakuan tersangka, setelah dicekik korban yang masih emosi justru gantung diri dengan menggunakan seprei di kamar kontrakan.
"Korban mungkin merasa frustrasi atau apa sehingga terjadi percekcokan akhirnya si perempuan ini melakukan penganiayaan dengan cara korban dicekik sehingga menimbulkan perlukaan di leher. Korban nggak membalas, mungkin karena emosinya nggak stabil pelampiasannya korban ini diduga gantung diri," urainya.
Alasan Pacar Jadi Tersangka
Catur menegaskan penetapan tersangka tersebut bukan karena kematian korban, namun lebih kepada kasus penganiayaan terhadap korban. Adapun penganiayaan tersebut menyebabkan kematian korban atau tidak, sampai saat ini masih didalami karena adanya dugaan korban gantung diri setelah dianiaya. Hasil pasti penyebab kematian korban nantinya akan disampaikan secara resmi oleh Bidokkes Polda Jateng.
"Kenapa kita bisa menetapkan tersangka, kita tidak bicara penyebab kematian nggih tapi kita temukan dari rangkaian peristiwa itu pacarnya terbukti melakukan penganiayaan. Penganiayannya menyebabkan mati atau tidak itu urusan nanti, yang penting sebelum mati ada penganiayaan. Adanya penganiayaan tersebut menyebabkan kematian atau tidak masih kita dalami. Apakah meninggalnya karena gantung diri, kita belum tahu nanti hasil dari autopsi," tegasnya.
Diwartakan sebelumnya, ibu korban, Saliyem menuturkan jika anaknya pergi tanpa pamit pada Sabtu (8/6) malam dan sempat pulang ke rumah untuk menukar sepeda motor sebelum akhirnya pergi lagi. Namun, pada Minggu (9/6) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, teman korban memberitahukan jika korban pingsan tak sadarkan diri di rumah kos temannya yang tak jauh dari rumah duka.
Sesampainya di lokasi, ibu dan ayah korban, Turiman (60) kaget ketika melihat anaknya tergeletak tak bergerak. Korban kemudian langsung dibawa ke rumah sakit dengan sepeda motor. Nahas, nyawa korban tak tertolong.
"Saya terus ke sana, anak saya itu sudah nggletak gitu, tak angkat masih klokor-klolor gitu suaranya, terus saya minta tolong temannya yang di situ untuk bawa ke rumah saki. Terus bertiga naik motor sama anak saya itu ke rumah sakit, saya juga bertiga boncengan sama suami saya. Sampai rumah sakit dia sudah nggak ada (meninggal)," urai Suliyem saat ditemui di rumah duka, Minggu (9/6).
(ams/ahr)