Jaksa Agung ST Burhanuddin mengisi Seminar Nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Jaksa Agung menyinggung soal penanganan korupsi timah dan berharap PT Timah bisa kembali bangkit.
Seminar tersebut mengangkat tema Sinergitas Kementerian BUMN dan Kejaksaan RI dalam Penguatan Tata Kelola BUMN. Dalam ceramahnya, Jaksa Agung menyebut seminar di kampus bisa menjadi contoh konkret menjaring mahasiswa fakultas hukum untuk bisa kerja praktik di Kejaksaan Agung.
"Kegiatan seminar ini menjadi contohnya konkret. Saya sering ngomong sama anak-anak fakultas hukum, ayo kerjasama dengan kejaksaan," kata ST Burhanuddin sewaktu seminar, Kamis (16/5/2024).
Ia juga mengaku selama ini kerap kali bekerjasama dengan instansi BUMN. Namun hal tersebut bukan menjadi penghalang jika BUMN tertentu dicurigai adanya penyalahgunaan anggaran.
"Kami selalu kerjasama dengan BUMN, beberapa perkara yang kami tangani itulah kelebihan kejaksaan, kami bisa melakukan represif, kita penegak hukum tapi setelah itu kami perbaiki," terangnya.
Dalam kesempatan ini Burhanuddin juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap jaksa. Sebab bisa masuk ke berbagai lini.
"Untuk jaksa kalian harus bangga, karena seluruh peradilan di negeri ini kita bisa masuk, peradilan militer bisa masuk, peradilan korupsi, peradilan niaga bisa masuk, peradilan umum apalagi. Ini harus dipertahankan. Saya tinggal beberapa waktu lagi jadi Jaksa Agung," jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung kerugian yang dialami BUMN tidak selalu berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Bisa saja terdapat kesalahan dalam manajemen.
"Kerugian BUMN tidak selamanya tindak pidana korupsi. Bisa saja missmanagement. Karena kesalahan pengelolaan bisa terjadi," ungkapnya.
Dirinya berharap agar BUMN tidak takut untuk berinovasi. Namun dalam inovasi ini tidak melanggar prosedur hukum.
"Banyak sebenarnya teman-teman yang punya ide tapi ketika dilakukan ia mundur. Saya minta penegak hukum untuk hati-hati. Karena ini investasi. Tapi kalau memenuhi unsurnya saya minta agar tidak pernah ragu," ujarnya.
ST Burhanuddin juga sempat mengungkapkan keinginannya agar PT Timah bisa kembali beroperasi setelah diguncang skandal korupsi Rp 271 Triliun. Tapi untuk pengelolaannya diurus internal agar bisa diawasi lebih intensif.
"Saya selalu mengharapkan PT Timah itu berjalan. Tetapi dengan suatu pengelolaan ada di PT Timah. Kami menyita terus mengelola kan tidak mungkin. Harus dikelola BUMN yang core bisnisnya sama," pungkasnya.
(aku/apu)