Tipu-tipu Investasi Emas Bikin Duit Rp 3,5 M Milik Warga Klaten Melayang

Terpopuler Sepekan

Tipu-tipu Investasi Emas Bikin Duit Rp 3,5 M Milik Warga Klaten Melayang

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 03 Mar 2024 09:30 WIB
Ilustrasi Emas
Foto: Ilustrasi penipuan investasi emas bodong (Shutterstock)
Solo - Empat warga Klaten melapor ke polisi setelah menjadi korban penipuan investasi emas bodong hingga mencapai Rp 3,5 miliar. Namun, menurut pengakuan salah satu korban, total kerugiannya meningkat sampai Rp 9,9 miliar dengan korbannya mencapai puluhan orang.

"Ditotal kerugian, yang ketahuan sekitar Rp 9,9 miliar. Jumlah orangnya (korban) kisaran 19-20 orang," ungkap salah satu korban, Ayu (31) asal Klaten kepada detikJateng, Senin (26/2/2024) pagi.

Ayu mengungkapkan, jumlah itu muncul setelah dia bertemu dengan korban lain saat mencoba mengklarifikasi ke kantor sebuah BUMN di Jakarta. Pelaku, yang berinisial FR, beraksi dengan mengaku sebagai karyawati BUMN sebagai procurement officer.

"Kita itu kumpul karena korban-korban kemarin itu ke kantor pusat itu (BUMN) dan menghitung, mengkalkulasi uang kita. Rp 9,9 miliar itu baru yang ketahuan," terang Ayu.

Ada yang Berasal dari Solo hingga Jawa Timur

Ayu melanjutkan, dari data sementara, ada empat orang di Klaten yang sudah terdata termasuk dirinya sebagai korban penipuan investasi emas bodong dari FR. Namun, ada juga yang berasal dari kota lain di Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

"Solo, Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat. Ya harta kami habis-habisan sampai jual aset," ungkap Ayu.

Sebelumnya diberitakan, empat warga Klaten diduga menjadi korban penipuan investasi emas yang dilakukan FR (29), yang juga warga Klaten. Dana senilai Rp 3,5 miliar milik para korban raib dan pelaku yang mengaku karyawati BUMN pun menghilang.

Salah seorang korban, Ayu (31), menceritakan dirinya bergabung menjadi reseller logam mulia pada 2 Oktober 2022 melalui FR yang mengaku sebagai karyawati dengan jabatan gold mining di sebuah BUMN tambang. Posisinya di Klaten dan pelaku berada di Bogor sehingga saat akad menjadi reseller tidak ada bukti resmi.

"Pada saat akad bergabung menjadi reseller tidak ada bukti mengikat hitam di atas putih karena modalnya kepercayaan pertemanan sejak 2010. Komunikasi lewat WhatsApp dan online," terang Ayu, Minggu (25/2).

Skema jual belinya, lanjut Ayu, dirinya dijanjikan dengan diskon besar sehingga lebih murah dari harga emas di pasaran. Untuk meyakinkan dirinya pelaku mengeluarkan confirmation order untuk diteruskan ke pemesan barang.

"Ada confirmation order untuk diteruskan ke pemesan barang sehingga saya sebagai reseller mengirimkan uang tiap bulan ke FR. Periode Oktober 2022 sampai November 2023 tidak ada masalah karena barang sampai di konsumen, tapi seiring waktu mulai janggal dan saya curiga ada skema Ponzi," papar Ayu.


(apu/apu)


Hide Ads