Kasus pembunuhan H Muhammad Aldar (60), juragan mainan dan sembako di Kecamatan Comal, Pemalang, kian benderang. Polisi mengungkap kasus ini diotaki salah satu anak korban, MB (21).
Demi memuluskan jalan si pembunuh bayaran, MB sengaja tak mengunci pintu lantai dua rumah korban. Pembunuh bayaran itu berinisial AN (22), teman sepermainan MB yang juga tetangga korban.
Diketahui, beberapa tahun terakhir korban tinggal sendirian di rumahnya di kompleks Perumahan Puri Asri, Desa Purwosari, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Sedangkan kedua anak dan istri korban tinggal di rumah lain, juga di wilayah Comal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses masuk ke rumah korban ini, saudara MB telah merencanakan untuk mempermudah akses masuknya eksekutor (AN), termasuk menunjukkan pintu masuk melalui tangga putar yang ada di rumah tersebut, kemudian dibukakan pintu lantai dua sehingga tidak terkunci untuk mempermudah AN masuk rumah," ungkap Kapolres Pemalang, AKBP Yovan Fatika Aprilaya saat konferensi pers di Mapolres Pemalang, Jumat (8/12/2023).
Pembunuhan itu terjadi pada Rabu (28/11) sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu AN masuk ke rumah korban dengan cara melompat pagar, lalu menuju pintu belakang lantai dua yang tidak terkunci.
Pelaku kemudian menuju kamar korban. Saat itu korban sedang tidur. Pelaku langsung menyerang korban dengan pisau yang dibawanya dari rumah. Pelaku juga membekap korban yang sempat berteriak dan melawan.
Usai membunuh, pelaku menuju kamar lain untuk mencari harta berharga milik korban. Dia mengambil uang sejumlah Rp 3 juta dari dalam kotak dan Rp 400 ribu dari bawah jok motor korban. Berdalih sudah pagi, AN tak sempat menggondol motor korban. Dia takut tepergok.
Yovan menjelaskan, MB mempersilakan AN (22) menjarah harta ayahnya. Tapi dia melarang AN mengambil HP ayahnya.
"Alasannya, MB biar bisa memastikan kondisi ayahnya usai dieksekusi eksekutor, dengan cara ditelepon ke HP ayahnya. Kalau HP nggak diangkat berarti tugas sudah selesai," kata Yovan.
Saat ini polisi masih mendalami motif MB menyuruh AN membunuh korban.
"Motif masih kita dalami, yang jelas ada permintaan dari anaknya yang belum dipenuhi korban. Ini masih kita dalami. Info awal memang sudah pisah, korban tinggal sendirian (tidak serumah dengan anak dan istrinya). Masih kita dalami ada tidaknya keterlibatan yang lain juga," ujar Yovan.
Berawal dari Niat Pinjam Uang
Perencanaan pembunuhan itu berawal saat AN mendatangi rumah korban dengan niat hendak meminjam uang. Saat itu AN ditemui oleh MB.
"Dalam keterangan yang disampaikan oleh penyidik, saudara MB awalnya bertemu dengan eksekutor saudara AN. Pada saat AN berkunjung ke rumah korban, ada saudara MB untuk meminjam uang, kemudian ditemui oleh saudara MB," jelas Yovan.
Oleh MB, AN justru diberi uang Rp 1,5 juta. AN juga akan mendapatkan uang tambahan jika menuruti permintaan MB agar membunuh korban.
"MB memberikan uang ke AN dan akan memberikan uang tambahan lainnya setelah membunuh ayahnya. Saat pertemuan itu AN diberi uang Rp 1,5 juta dan sisanya diberikan setelah eksekusi itu diselesaikan," ungkap Yovan.
(dil/ams)