Ayah R Terduga Korban Mutilasi Sebut 10 Tahun Tak Bertemu

Ayah R Terduga Korban Mutilasi Sebut 10 Tahun Tak Bertemu

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Rabu, 24 Mei 2023 22:19 WIB
Keluarga R, saat mendatangi Mapolsek Grogol, Sukoharjo, Rabu (24/5/2023).
Keluarga R, saat mendatangi Mapolsek Grogol, Sukoharjo, Rabu (24/5/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng.
Sukoharjo -

Ayah R, Ratiman (78) mendatangi Mapolsek Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Kedatangannya untuk melaporkan putranya yang hilang.

Ratiman datang sekira pukul 19.30 WIB, ditemani sanak saudaranya dari Kebumen, Jawa Tengah. Menurut Kerabat R, Reno Andriyanto, Ratiman sempat diberitahukan tentang R oleh polisi di Kebumen.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sindik jari tim Forensik Polda Jateng, identitas potongan mayat yang ditemukan di Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Solo adalah pada R (51) warga Kampung Keprabon Wetan, RT 02/III, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baru melaporkan ada anggota keluarga yang hilang. Tapi pastinya (korban mutilasi) belum ada keterangan, mungkin bapak polisi bisa mencari identitasnya, apa bener (R) apa gak," kata Reno kepada awak media, Rabu (24/5/2023).

Pascamendapatkan kabar dari polisi di Kebumen, Ratiman kemudian menghubungi saudaranya di Solo untuk mencari R. Namun R tidak didapati di tempat kostnya di Keprabon Wetan.

ADVERTISEMENT

"Kalau mbah (Ratiman) sudah 10 tahun gak ketemu (R). Kalau telepon gak punya. Ciri-cirinya rambut ikal, mata agak melotot. Kalau ada tato, enggak tau," ucapnya.

Sementara itu, Kapolsek Grogol AKP Marlin Supu Payu mengatakan jika kedatangan Ratiman hanya melaporkan anaknya yang hilang. Pihaknya belum bisa memastikan apakah laporan ini ada kaitannya dengan kasus mutilasi yang terjadi.

"Ada hubungannya atau tidak (kasus mutilasi), kita belum tau. Keluarga yang laporan gak bawa foto, tidak ada perbandingannya, gak ada," kata AKP Marlin.

Meski ciri-ciri sama dengan R, pihaknya masih membuka bagi masyarakat bila ada anggotanya keluarganya ada yang hilang. Untuk tes DNA, hal itu bisa saja dilakukan untuk mengetahui kecocokan korban mutilasi dengan anggota keluarganya.

"Bapak itu datang ke sini ingin ketemu anaknya. Kan 10 tahun gak ketemu dari Keprabon, Solo ke Kebumen gak ketemu. (Bapaknya) pulang, sambil kita mencari informasi lagi dari masyarakat," pungkasnya.




(apl/apl)


Hide Ads