Ibu di Rembang Bunuh Bayi Lalu Gantung Diri, Psikolog Singgung Baby Blues

Ibu di Rembang Bunuh Bayi Lalu Gantung Diri, Psikolog Singgung Baby Blues

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Kamis, 11 Mei 2023 18:05 WIB
Ilustrasi baby blues
Ilustrasi baby blues. Foto: Getty Images/iStockphoto/ilkercekic.
Yogyakarta -

Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.

Seorang ibu di Kabupaten Rembang tega membunuh bayinya yang baru berusia tiga minggu. Ibu itu kemudian bunuh diri.

Psikolog UGM Prof Koentjoro melihat dalam kasus ini orang tua sudah merasa mentok dengan kondisi kesehatan anaknya. Apalagi jika tidak ada dukungan dari suami maupun keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga hal ini bisa jadi salah satu pemicu perilaku ibu berinisial NA (26) membunuh anak kandung sendiri.

"Kalau anaknya sakit, tidak ada obatnya, kemudian susunya sedikit itu bisa jadi bahasa Jawanya buneg, sudah tertutup jalan semuanya, mentok," kata Koentjoro saat dihubungi detikJateng, Kamis (11/5/2023).

ADVERTISEMENT

"Apalagi kemudian tidak ada dukungan dari suami. Dia merasa dia sendiri, dalam kondisi yang buneg seperti itu, dia frustrasi anaknya dibunuh dan dia bunuh (diri) selesai," sambungnya.

Di sisi lain, dia juga melihat adanya gejala baby blues. Hal ini melihat usia bayi yang dibunuh baru 3 minggu.

"Itu bisa jadi baby blues, kalau anaknya masih sangat muda, bisa jadi gejalanya baby blues," sambungnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan kepada orang tua untuk berhati-hati. Dia mengingatkan kepada setiap pasangan agar memiliki kesiapan ketika menikah.

"Orang mau keluarga itu tujuannya seperti apa? Jadi manten itu untuk apa, tujuannya gimana, suami istri dukung mendukung seperti apa," sebutnya.

Selengkapnya baca halaman berikutnya

Selain itu, dia mengingatkan agar tidak memendam masalah sendiri.

"Kalau saya punya masalah, kalau saya kesulitan minta tolong ke mana, sehingga tidak merasa dia sendiri termasuk di keluarga, peran suami dan lain sebagainya," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang ibu berinisial NA (26) di Kabupaten Rembang diduga mengalami depresi dan membunuh bayinya yang baru berusia tiga minggu. Mayat bayi itu lalu dia gendong ke kantor polisi. Belakangan ibu itu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Kasus ini terungkap saat ibu tersebut berjalan kaki sambil menggendong bayinya menggunakan selendang menuju Mapolsek Rembang, Selasa (9/5) pukul 06.30 WIB.

Kepada polisi, NA mengakui perbuatannya yang menyebabkan bayi kandungnya tersebut meninggal. Polisi beserta pihak medis telah memeriksa kejiwaan NA yang diduga depresi. NA diduga stres usai anaknya tak mau disusui.

Dari hasil autopsi di RSUD Rembang, ditemukan ada pembengkakan di pembuluh darah bayi itu.

Mengetahui kondisi NA, polisi membawanya ke RSUD Rembang untuk dilakukan perawatan. Di RSUD Rembang NA mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Dia ditemukan meninggal pada Rabu (10/5) pukul 05.30 WIB.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads