9 Fakta Tragedi Ibu Bunuh Bayi di Rembang Lalu Gantung Diri

Round-Up

9 Fakta Tragedi Ibu Bunuh Bayi di Rembang Lalu Gantung Diri

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 11 Mei 2023 11:32 WIB
ilustrasi wanita depresi
Ilustrasi wanita depresi. Foto: thinkstock
Solo -

Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.

Diduga mengalami depresi, seorang ibu di Kabupaten Rembang membunuh bayinya yang baru berusia tiga minggu. Mayat bayi itu lalu dia gendong ke kantor polisi. Belakangan ibu itu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Berikut 5 fakta seputar tragedi tersebut.

1. Jalan Kaki ke Kantor Polisi

Kasus ini terungkap saat ibu berinisial NA (26) tersebut berjalan kaki sambil menggendong bayinya menggunakan selendang menuju Mapolsek Rembang, Selasa (9/5) pukul 06.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia lalu menyampaikan meminta tolong untuk menguburkan bayi yang digendong tersebut," kata Kapolres Rembang AKBP Suryadi saat dihubungi detikJateng, Rabu (10/5/2023).

2. Bayi Sudah Meninggal

Anggota Polsek Rembang pihaknya lalu mengecek kondisi bayi yang digendong NA. Ternyata bayi malang itu sudah pucat dan meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

"Selanjutnya kami melakukan interogasi kepada Saudari NA," ujar Suryadi, kemarin.

3. Pengakuan Si Ibu

Kepada polisi, NA mengakui perbuatannya yang menyebabkan bayi kandungnya tersebut meninggal.

"Dia menyampaikan bahwa telah membunuh bayi yang digendong tersebut yang merupakan anak kandungnya sendiri dengan cara dicekik lehernya," ungkap Suryadi.

"Alasannya bayi yang merupakan anaknya sendiri itu memiliki kelainan sejak lahir," imbuh dia.

4. Meracau Seperti Depresi

Menurut Suryadi, NA tampak meracau saat berada di Mapolsek Rembang. Perilaku dan ucapannya berubah-ubah saat diinterogasi.

"Pada saat tersebut diketahui perilaku dan bahasa Saudari NA sering berubah-ubah dan cenderung meracau seperti orang depresi," jelas Suryadi.

Dari hasil autopsi di RSUD Rembang, ditemukan ada pembengkakan di pembuluh darah bayi itu.

Kemudian jenazah bayi itu diserahkan ke keluarganya atau ayahnya di Kecamatan Rembang, untuk dimakamkan.

5. Cek Kejiwaan di RSUD

Mengetahui kondisi NA, polisi membawanya ke RSUD Rembang untuk dilakukan perawatan.

"Pelaku (NA) yang sedari awal ditemukan di Polsek Rembang dalam kondisi depresi dan sering berteriak serta meracau kemudian dibawa ke UGD RSUD Rembang untuk dilakukan perawatan dan diobservasi dan dalam pengawasan dan perawatan di Poli Kejiwaan RSUD Rembang," terang Suryadi.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

6. Bunuh Diri di Kamar Mandi

Di RSUD Rembang NA mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Dia ditemukan meninggal pada Rabu (10/5) pukul 05.30 WIB.

"Ibunya meninggal, tadi pagi sekitar jam 5.30-an. Iya (bunuh diri)," kata Kasi Informasi di RSUD dr R Soetrasno Rembang, Tabah Tohamik saat dimintai konfirmasi detikJateng lewat pesan singkat.

Polisi mengungkapkan ibu bayi itu meninggal bunuh diri menggunakan tali perban di kamar mandi.

"Ibu ini melakukan bunuh diri dengan mengikatkan tali perban di lehernya di kamar mandi ruang observasi (RS)," jelas Kapolres Rembang AKBP Suryadi kepada wartawan.

7. Diduga gegara Anak Sakit

Polisi beserta pihak medis telah memeriksa kejiwaan NA yang diduga depresi. NA diduga stres usai anaknya tak mau disusui.

"Anak ini dikatakan menderita sebuah penyakit, sehingga ibu ini stres kemudian pada saat disusui anak ini nggak mau. Maka ibu ini semacam marah atau dongkol sehingga anak ini dicekik sehingga meninggal. Kami berkoordinasi dengan rumah sakit untuk mengecek kejiwaan atau kondisi psikis terhadap ibu tersebut," jelas Suryadi.

8. Dikenal Baik oleh Tetangga

Tetangganya di Kecamatan Rembang menyebut NA sosok yang baik dan pekerja keras. NA diketahui menikah dengan suaminya selama delapan tahun dan dikaruniai dua anak. Anak pertamanya sudah kelas 2 SD.

"Almarhumah ini ya baik. Sama tetangga saudaranya juga baik. Kalau ada kegiatan sosial di lingkungan rajin ikut juga. Dia ini pekerja keras, waktu hamil dia tetap bekerja di pabrik kayu," kata tetangganya, Sulkan.

NA diketahui berasal dari Kecamatan Kota Rembang. "Keluarganya, tetangga-tetangga, pada tidak menyangka. Karena almarhum ini kelihatannya tidak ada masalah yang berat. Mungkin kalau masalah pribadi keluarga saya tidak tahu," ujar Sulkan.

9. Ibu-Bayi Dimakamkan Terpisah

Kini jenazah ibu dan bayinya itu sudah dimakamkan. Namun, keduanya dimakamkan di tempat berbeda karena sang ibu sempat meninggalkan wasiat untuk dimakamkan di kampung halamannya.

"Kalau anaknya dimakamkan di sini (Tritunggal), ibunya di Badeg. Karena waktu selesai melahirkan itu kan sesar, sempat pesan kalau meninggal minta dimakamkan di kampung asalnya," pungkas Sulkan.

Halaman 2 dari 2
(dil/apl)


Hide Ads