Tim Gabungan Resmob Polres Blora dan Jatanras Polda Jateng menangkap tujuh orang yang diduga terlibat pengeroyokan seorang pemuda di sebuah kafe di Blora. Salah satunya adalah anak seorang kepala desa yang ditangkap saat hendak lari bersama keluarganya.
Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Supriyono mengatakan ketujuh orang tersebut ditangkap di beberapa lokasi yang berbeda. Dua diantaranya ditangkap saat melarikan diri menggunakan mobil milik desa.
"Pelaku dibekuk saat berada di dalam mobil siaga desa, berjenis Avanza. Sedangkan lima lainnya ditangkap di tempat berbeda," ungkap Kasat Reskrim Polres Blora AKP Supriyono, Kamis (27/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Unit 1 Reskrim Polres Blora Ipda Junaidi menjelaskan salah satu dari dua orang itu bernama C alias Ucil, anak Kepala Desa Kebonrejo. Keduanya ditangkap saat semobil dengan kepala desa dan keluarganya.
"Kita amankan dua orang di jalan tol Semarang, yang lain di rumah masing-masing," terangnya.
Saat ini ketujuh orang tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Polres Blora. Meski demikian, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
"Hari ini baru mulai periksa saksi-saksi. Sebanyak lima orang saksi dari teman-teman korban dan pemilik kafe, tujuh orang diduga pelaku juga telah diamankan. Tapi statusnya sebagai saksi, pemeriksaan hari ini semua, nanti kita maraton," jelasnya.
Awal Mula Pengeroyokan
Kasus pengeroyokan itu bermula saat kelompok Ucil tengah terlibat masalah dengan kelompok pemuda dari desa lain di sebuah kafe. Saat itu, seorang pemuda bernama ZM (27) mencoba melerai.
Namun, kelompok Ucil justru mengusir pemuda tersebut. "Saya dan teman (korban) mau pulang, tapi dari belakang ada sekitar lima orang langsung mengeroyok," kata YK, salah satu teman korban.
Akibat pengeroyokan itu korban terluka parah hingga kritis. Korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit di Semarang untuk mendapatkan penanganan. Saat kini korban masih berada di ruang ICU dan belum sadarkan diri.
Kepala Desa Kebonrejo, Jiyar saat dimintai konfirmasi melalui ponsel mengaku telah menjenguk korban di Rumah Sakit Sultan Agung Semarang.
"Saya kemarin sudah ke sana, ketemu orang tuanya, sudah. Ke sana bareng perangkat saya dan warga saya, perwakilan," ucapnya.
Saat dimintai konfirmasi keterlibatan anaknya ikut pengeroyokan, pihaknya menyerahkan perkara ini kepada pihak kepolisian.
"Nanti yang tahu polisi, saya nggak tahu masalah begitu. Nanti yang lebih tahu polisi, saya nggak bisa komentar. Yang penting tujuan saya baik, korban sudah tak (saya) jenguk di RS Sultan Agung lah," pungkasnya.
(ahr/ams)