Delapan jenazah korban pembunuhan berantai dukun Slamet Tohari atau Mbah Slamet sudah teridentifikasi. Saat ini, tinggal menyisakan 4 jenazah yang belum teridentifikasi.
Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes dr Summy Hastry Purwanti mengatakan, kondisi 4 jenazah lebih sulit untuk dikenali. Mengingat kondisi saat ditemukan sudah berupa tulang belulang.
"4 jenazah sulit dikenali kondisinya tulang belulang. Makanya kalau ada keluarga yang bener-bener kehilangan untuk melapor. Kalau jauh di luar provinsi bisa ke Dokkes di Polda masing-masing," ujarnya saat jumpa pers di posko pengaduan orang hilang Polres Banjarnegara, Senin (10/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, berdasarkan laporan petugas posko pengaduan orang hilang Polres Banjarnegara, hingga saat ini sudah masuk 20 laporan orang hilang. Laporan tersebut berasal dari berbagai daerah. Di antaranya, Solo, Magelang, Wonosobo, Sumedang, Tasikmalaya, Bogor, Depok, lampung dan Palembang.
"Perkembangan posko hingga saat ini, ada 20 masyarakat atau 20 pengaduan orang hilang. Semua laporan tersebut ditindaklanjuti tim posko guna mengumpulkan ciri fisik orang hilang. Nanti akan dicocokkan dengan ciri jenazah yang belum teridentifikasi," ujar Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy.
Hingga saat ini, dari 20 laporan yang masuk, baru 16 laporan yang sudah dilakukan tes antemortem. Posko masih terus dibuka. Mengingat saat ini masih ada 4 jenazah korban Mbah Slamet yang masih belum teridentifikasi.
"Dari 20 laporan, 16 sudah diambil antemortemnya. Posko ini masih dibuka karena masih ada 4 jenazah yang belum teridentifikasi," kata dia.
Sementara delapan jenazah yang sudah teridentifikasi saat ini sudah diserahkan semua ke pihak keluarga. Di antaranya, Paryanto warga Sukabumi, dua pasangan suami istri asal Lampung Irsyad - Wahyu Triningsih, dan Suheri - Riani.
Kemudian, 3 jenazah diantar pada Selasa (11/4) yakni ibu-anak asal Magelang Theresia Dewi dan Okta Ali. Terakhir jenazah Mulyadi asal Palembang diantar ke rumah duka pada Selasa (11/4) pukul 19.30 WIB dari RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara.
(apl/sip)