Terungkapnya kasus pembunuhan terhadap Jumiyem (64) pedagang bubur di Desa Gubuk, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, mengejutkan warga sekitar. Warga tak menyangka korban dihabisi oleh keponakannya sendiri, Nuryanto (42).
"Nggak menyangka," kata Kepala Desa Gubuk, Moch Hamid saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (10/4/2023).
Nuryanto ditangkap Polres Boyolali bersama istri sirinya, Mudmainah, pada Minggu (9/4) sore. Mereka berdua dibekuk di rumah kontrakannya di daerah Umbul Sido Mukti, Bandungan, Kabupaten Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengar-dengar sebelum itu (kejadian pembunuhan) pernah cekcok (dengan korban). Tapi saya nggak tahu yang persisnya. Dengar sudah terjadi itu (pembunuhan) katanya habis cekcok," ungkap Hamid.
Dia pun mengaku kaget dan tak menyangka pelaku pembunuhan Jumiyem ternyata Nuryanto, yang tak lain adalah keponakan korban.
"Sebetulnya nggak menyangka. Cuma timbul kecurigaan itu kenapa habis ada di situ kok pas ada kejadian kok nggak nongol (Nuryanto), tahu-tahu tidak ada, pergi. Kan dua hari sebelumnya masih di situ (di rumah orang tuanya)," jelasnya.
Menurut Hamid, sebelum pindah ke Bandungan, terakhir Nuryanto bersama istri sebelumnya bertempat tinggal di Sukoharjo.
"(Nuryanto) Rumahnya yang terakhir di Sukoharjo, terus dengar dengar kabar sudah pindah lagi di Ungaran," ujarnya.
Dia juga membenarkan bahwa di Bandungan ini, Nuryanto bersama istri sirinya.
Namun demikian, imbuh dia, Nuryanto selama ini juga agak sering berada di rumah orang tuanya di Dukuh Sidosari, Desa Gubug. Bertetangga dengan korban.
Menurut Hamid, sepengetahuannya Nuryanto orang yang ramah dan sering bergaul dengan tetangga. Nuryanto selama ini diketahui kerja serabutan.
"Yang saya ketahui dia orangnya sebenarnya juga ramah, sering gaul, sama lingkungan juga baik. Biasa saja," terang dia.
(rih/ahr)